Vitamin C, Pencegah Virus Corona

Vitamin C, Pencegah Virus Corona

Oleh: Fifin Dian Safitri, AMd.Gz                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

 

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia, jumlah terkonfirmasi positif hingga 15Desember 2020 adalah 629.429 dengan jumlah kematian 19.111 orang.Peningkatan jumlah penderita COVID-19 ini membuat Pemerintah terus berupaya untuk menekan angka korban agartidak terus mengalami pelonjakan. Upaya yang dilakukan Pemerintah diantaranya memberlakukan kembali PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan terus menganjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak/physical distancing dan mencuci tangan.Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang secara signifikan mampu menyembuhkan penderita COVID-19. Sehingga tiap-tiap individu harus berperan aktif dalam melakukan pencegahan  penularan COVID-19 ini. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan, yaitu bagaiamana konsumsi vitamin dan mineral pada tubuh kita

Vitamin dan mineral merupakan nutrisi atau zat yang sangat berperan penting bagi tubuh dan menjadi salah satu indikator penentu kesehatan pada tubuh manusia.Kekurangan terhadap vitamin dan mineral dapat menjadi masalah bagi kesehatan manusia sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh, salah satunya kekurangan vitamin C (Labellapansa and Boyz, 2016). Vitamin C atau Asam Askorbat penting bagi sistem imun pada manusia karena diperlukan untuk memberikan perlindungan antioksidan salah satunya dapat menekan replikasi virus.

Menurut Andrew G, Weber, dokter ahli paru dan spesialis perawatan kritis, pasien COVID-19 yang dirawat intensif langsung menerima 1500 miligram vitamin C. Jumlah tersebut kemudian diberikan kembali tiga atau empat kali sehari. Pengobatan vitamin C ini didasarkan pada perawatan eksperimental yang diberikan kepada orang dengan virus COVID-19 di Shanghai. Weber juga mengatakan bahwa pasien yang menerima vitamin C secara signifikan lebih baik daripada mereka yang tidak mendapatkan vitamin C. Ia juga mengatakan, kadar vitamin C pada pasien virus COVID-19 turun secara dramatis ketika terjadi sepsis, yakni respon peradangan yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan asupan vitamin C selama kondisi infeksi. Akan tetapi belum terdapat hasil uji klinik atau meta analisis mengenai penggunaan vitamin C pada kasus COVID-19. Penggunaan vitamin C dalam kasus COVID-19 hanya sebagai terapi empirik berdasarkan pengalaman para klinisi di Cina dan harus mempertimbangkan resiko efek samping yang mungkin terjadi.

Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang membantu menetralisir radikal bebas. Vtamin C sebagai antioksidan karena kemampuannya dalam mereduksi beberapa reaksi kimia, salah satunya vitamin  C mampu mereduksi spesies oksigen reaktif (SOR). Vitamin C juga mempunyai peran sebagai donor electron membuat vitamin C menjadi sangat efektif sebagai antioksidan karena vitamin C dapat dengan cepat memutus rantai reaksi SOR ( Spesies Oksigen Reaktif) dan SNR ( Spesies Nitrogen Reaktif). Peran viamin C di dalam system imun terkait erat dengan peran vitamin C sebagai antioksidan. Oleh karena vitamin C mudah mendonorkan elektronnya ke radikal  bebas maka sel-sel termasuk sel imun terlindung dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (Almatsier S. 2006).    

Menurut Laman Lembaga Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat, tubuh tidak memproduksi ataupun menyimpan vitamin C. Karena larut dalam air, kelebihan vitamin C akan keluar bersama urine. Untuk memastikan kecukupan vitamin C, perlu mengonsumsi makanan yang kaya vitamin setiap hari. Tubuh menyerap dan menggunakan vitamin lebih baik ketika berasal dari bahan alami karena itu cara terbaik untuk mendapatkan zat gizi adalah langsung dari makanan.

Pada data Kementrian Kesehatan Indonesia dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, dalam kondisi normal disebutkan kebutuhan vitamin C per hari sebagai berikut.

Bayi usia 0 bulan hingga anak usia 12 tahun (40-45 mg/ hari)

Remaja usia diatas 12 hingga 18 tahun ( 65-90 mg/ hari)

Orang dewasa +18 tahun (75-90 mg/ hari)

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merekomendasikan penggunaan vitamin C untuk terapi pneumonia COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan diberikan vitamin C oral dengan dosis 100-200 mg sebanyak 3x/hari. Untuk pneumonia COVID-19 gejala sedang dan berat direkomendasikan pemberian vitamin C intravena. Perhimpunan DOkter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) dalam webinarnya merekomendasikan penggunaan vitamin C dengan dosis 200-400mg/8 jam secara intravena untuk pasien COVID-19 dengan gejala sedang atau berat. Bagi penderita dengan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala, konsumsi bahan makanan atau suplemen vitamin C diharapkan dapat mempertahankan imun tubuh supaya tidak terjadi penurunan fungsi yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan tubuh semakin turun.Dari hasil penelitian Peter seorang imunology, menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dengan dosis 600mg/ hari dapat menurunkan infeksi. Sementara itu hasil penelitian lain, menyatakan bahwa konsumsi vitamin C  500-1000mg/ hari dapat memberikan efek antioksidan yang optimal. 

Vitamin C dapat diperoleh dari bahan makanan alami seperti buah dan sayuran. Berikut beberapa contoh bahan makanan dengan kandungan vitamin C  (mg/ 100g)

Strawberry : 53

Lemon : 53

Jeruk: 61.5

Pepaya : 62

Brokoli : 75

Jambu biji : 184

Dari contoh bahan makanan di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan vitamin C lebih banyak terkandung dalam buah dan sayuran. Konsumsi aneka ragam sayur dan buah secara konsisten juga dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang lain

Pada prinsipnya konsumsi vitamin C bertujuan untuk melengkapi kebutuhan gizi serta meningkatkan imunitas dalam tubuh sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi virus. Vitamin C yang paling baik adalah yang didapatkan dari bahan makanan alami. Untuk konsumsi suplemen dianjurkan dikonsumsi saat diperlukan saja dan sesuai dengan dosis yang sudah dianjurkan. Imbangi dengan konsumsi air putih kurang lebih 2 liter per hari. Meningkatkan kekebalan tubuh tidak semata bergantung dengan asupan vitamin C, akan tetapi selain itu bentuk upaya supaya imun tubuh tetap terjaga  tetap atur pola makan dengan gizi seimbang dengan cara mengonsumsi beraneka ragam pangan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral serta melakukan aktivitas fisik secara rutin dan konsisten. Dan tidak lupa, selalu berdoa juga adalah hal penting yang harus dilakukan untuk memohon diberikan kesehatan pada tubuh.