Tenis dan Efek Kardiovaskular

Tenis dan Efek Kardiovaskular

Penulis: dr Patria Pradana

 

Semenjak era pandemi COVID 19 di Indonesia, pola aktivitas fisik khususnya berolahraga menjadi berubah. Di samping itu pula, kecenderungan untuk Work from Home (WFH) dan kurangi aktivitas berkerumun memberikan tantangan sendiri. Otomatis olah raga yang biasanya populer menjadi menurun pesertanya akibat pembatasan regulasi maupun keasadaran masing-masing individu untuk mengamankan diri. Seiring berjalannya waktu olah raga yang biasanya populer dan melibatkan kerumunan seperti sepak bola dan basket terdampak dengan berkurangnya aktivitas. Olah raga yang seperti golf dan tennis menjadi primadona. Hingga saat ini, olah raga-olah raga tersebut menjadi populer di media sosial. Karena sifatnya yang kompetitif dan sosial, olahraga tenis semakin juga dapat menambah penggemarnya dan tidak jarang hingga saat ini banyak komunitas tenis baik untuk pemula hingga amatir baru lahir sejak era pandemi kemarin. Tidak hanya manfaatnya dalam mengurangi risiko infeksi covid-19, manfaat kesehatan khususnya kesehatan kardiovaskular menjadi topik hangat pembahasan yang diambil dari olah raga tenis ini.

Berdasarkan guidelines European Society of Cardiology (ESC), tenis merupakan aktivitas fisik dengan intensitas sedang-tinggi pada level rekreasional. Meski demikian pada praktiknya pada level amatir-profesional, tennis dapat memberikan intensitas sedang hingga berat. Sebuah pertandingan tunggal putra dapat menghabiskan waktu 3 jam hingga paling lama rekor total 11 jam dan 30 menit. Kendati menyenangkan, tentunya pertimbangan kesehatan kardiovaskuler pada tenis harus dikaji lebih dalam sebelum menjadikan hobi.

Berbagai macam studi telah mempelajari efek kardiovaskular olahraga pada tenis, dan modifikasi fisiologis pada pemain tenis. Sebuah penelitian oleh Pluim et al yang melakukan tinjauan dari 24 literatur dengan berbagai macam intensitas menunjukkan bahwa orang yang memiliki hobi bermain tenis memiliki manfaat kesehatan yang lebih signifikan. Manfaat khususnya berkaitan dengan kesehatan kardiovaskular di antaranya kebugaran aerobaik yang lebih baik, persentase lemak tubuh lebih rendah, profil lipid yang lebih baik, serta menurunnya risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Terdapat faktor-faktor risiko kardiovaskular yang menjadi sorotan dalam penelitian tersebut di antaranya obesitas, hiperlipidemia dan hipertensi. Dalam penelitian ini menemukan manfaat positif dari ketiga faktor tersebut. Dari profil penyakit kardiovaskular yang diteliti, di antaranya ukuran jantung, dan mortalitas dan angka morbiditas, pemain tenis memiliki profil dan gambaran manfaat yang lebih baik bila dibandingkan dengan non-pemain tenis.

Tentunya dalam berolahraga kita memiliki tujuan berbeda-beda untuk beraktivitas fisik. Ada yang beraktivitas dengan tujuan mencari sehat, ada yang berolahraga untuk menghilangkan kejenuhan, dan ada yang beraktivitas fisik sebagai ajang bersosialisasi. Tentunya di masa pandemi yang sempat barjalan lama ini memberikan tantangan yang signifikan untuk membatasi gerak dan aktivitas fisik yang cenderung aman selama pandemi ini. Tenis dapat memberikan suatu alternatif khususnya sebagai olahraga pemainan menjadi olahraga mengasyikkan tetapi di sisi lain memberikan olahraga dengan manfaat yang positif untuk kesehatan kardiovaskular. Tentunya olahraga ini harus dilakukan dengan pengertian mengingat tenis dapat dikategorikan sebagai aktivitas dengan intensitas sedang-berat hingga berat. Jangan sampai olahraga yang seyogyanya menjadi sesuatu yang menyehatkan kita, justru malah menjadi sumber sakit kita.

 

Daftar Pustaka

Pluim BM, Marks BL, Staal JB,Miller S, Miley D. The Health Benefit of Tennis. Br J Sports Med 2007;41:760–768

Nista-Piccolo V, Zaffalon Jr JR, Nascimento MC, Sartori M, De Angelis K. Heart Rate Variability in Tennis. 2019. Rev Bras Med Esporte (25) no 3

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/tennis-racket-new-tennis-ball-freshly-painted-tennis-court_10138885.htm#query=tennis&position=8&from_view=search&track=sph