Sudden Cardiac Death pada Usia Muda

Sudden Cardiac Death pada Usia Muda

Oleh:   dr. Fajar H. Panjaitan

Kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death menjadi hal yang menakutkan untuk banyak orang. Kasus ini merujuk pada kematian atau kejadian henti jantung yang diakibatkan karena masalah kardiovaskular yang terjadi cepat baik di luar rumah sakit atau di Instalasi Gawat Darurat. Dikutip dari dari Circulation Research Compendium on Sudden Cardiac Death angka kejadian kematian jantung mendadak di Asia adalah 52,5 kasus per 100.000 setiap tahunnya. Di Eropa angka kematian jantung mendadak adalah 86,4 kasus per 100.00 setiap tahunnya, sedangkan di Amerika Utara angkanya mencapai 98,1 kasus per 100.000 setiap tahun dan di Australia tercatat 111.9 kasus per 100.000 setiap tahun. Kematian jantung mendadak masih menjadi masalah Kesehatan yang utama karena menyebabkan 15-20% dari total kematian   Beberapa kejadian kematian jantung mendadak yang terjadi pada public figure berusia muda yang tampak sehat setelah berolahraga, membentuk mitos di tengah masyarakat, bahwa olahragalah yang menyebabkan kematian jantung mendadak tersebut. Mitos ini juga yang membuat beberapa orang menjadi enggan berolahraga yang justru berefek kurang baik pada kesehatan orang tersebut. Terdapat 3 faktor yang dapat menyebabkan kejadian kematian jantung mendadak pada seseorang yaitu adanya substrat pada miokard, faktor resiko, dan juga pencetus. Contoh substrat pada miokard adalah adanya fibrosis, hipertrofi, dan perubahan fungsi kanal ion. Faktor resiko yang dapat menyebabkan kematian jantung mendadak seperti laki-laki, Diabetes Mellitus, merokok, faktor genetik, Atrial Fibrilasi, Penyakit Ginjal Kronik, dan obstruktif sleep apneu. Ketika seseorang memiliki faktor resiko dan subtrat di miokardnya dan pada suatu waktu mendapatkan pencetus seperti gagal jantung, Iskemia miokard, peradangan miokard, gangguan elektrolit, environmental stress, dan stress psikologi atau depresi akan meningkatkan resiko mengalami kejadian kematian jantung mendadak. Mekanisme yang diduga menjadi dasar pada kasus kematian jantung mendadak adanya ketidakstabilan listrik jantung yang kemudian memicu aritmia lethal yang dicetuskan oleh kondisi iskemia miokard atau aritmia lainnya yang pada akhirnya menyebabkan gangguan hemodinamik yang bersifat akut.

Pada populasi usia lanjut, penyebab kematian jantung mendadak biasanya adalah penyakit jantung coroner, penyakit katup jantung dan gagal jantung. Sedangkan pada populasi muda disebabkan oleh channelopathies, kardiomiopati, dan miokarditis. Salah satu penyebab tersering kematian jantung mendadak pada usia muda adalah Aritmogenic Right Ventrikel Cardiomiopathy (ARVC). Salah satu jenis kardiomiopati yang diturunkan, dengan karakteristik miosit pada ventrikel kanan digantikan dengan jaringan fibrofatty.  Penyakit ini sering tanpa keluhan namun pada pasien yang sering meresakan berdebar atau mengalami pingsan yang tidak diketahui penyebabnya, wajib di curigai mengalami ARVC. Hal ini menyebabkan atrium kanan menjadi aritmogenik dan cenderung mudah mencetuskan aritmia yang mematikan. Jenis aritmia yang sering muncul pada ARVC adalah Ventrikel aritmia yang dapat meningkatkan resiko kematian jantung mendadak. Selain itu pada pemeriksaan EKG adanya gambaran gelombang epsilon pada lead precordial lead kanan (V1, V2, V3) dapat mengarahkan diagnosis ke ARVC. Selain EKG, modalitas seperti ekokardiografi, MRI, angiografi ventrikel kanan, dan biopsy ventrikel kanan dapat dijadikan modalitas dalam mendiagnosa ARVC. Segera setelah diagnosis ARVC ditegakkan, Langkah penting berikutnya adalah dengan menilai dan menentukan apakah pasien tersebut membutuhkan pemasangan Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)

Melakukan skrining terhadap populasi pasien dengan resiko tinggi terjadinya kematian jantung mendadak, atau terhadap pasien dengan riwayat keluarga yang pernah mengalami kematian jantung mendadak, dan juga pada pasien yang sudah pernah diketahui mengalami episode ventrikel aritmia penting dilakukan di dalam praktek klinis sehari – hari. Hal ini dapat berguna dalam identifikasi awal pasien yang beresiko mengalami kematian jantung mendadak.

 

Sumber: The Spectrum of Epidemiology Underlying Sudden Cardiac Death (DOI: 10.1161/CIRCRESAHA.116.304521)