Skrining Dislipidemia, Apa Pentingnya?

Skrining Dislipidemia, Apa Pentingnya?

Penulis: dr. Siska Solina

 

Seperti yang kita ketahui dari data yang ada,  kematian dini akibat penyakit jantung (CVD) adalah yang tertinggi sepanjang masa secara global. Risiko terjadinya penyakit jantung meningkat dua kali lipat saat dislipidemia terjadi. Dislipidemia bertanggung jawab atas sekitar 4 juta kematian terkait penyakit jantung di seluruh dunia. Negara-negara Asia seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, dan China telah menyaksikan peningkatan terbesar dalam kadar kolesterol selama beberapa tahun terakhir dan telah melampaui negara/benua barat lainnya termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Dari data ini timbul pertanyaan, bagaimana pentingnya melakukan skrining terhadap dislipidemia? Mari kita bahas.

Dislipidemia ialah kondisi dimana kadar lemak dalam darah anda melebihi kadar normal yang diperbolehkan di dalam tubuh. Peningkatan kadar lemak ini dapat saja tidak ada efek yang terasa oleh tubuh manusia (asimtomatik) namun sudah akan meningkatkan risiko penyakit jantung kepada kita. Untuk itu pelaksanaan skrining rutin penting untuk deteksi dini dan dapat mencegah atau menunda kematian terkait penyakit jantung dan pembuluh darah. Usia lanjut merupakan faktor risiko utama terjadinya dislipidemia. Skrining terhadap profil lipid plasma penting bagi orang dewasa (pria > 40 tahun; wanita > 45 tahun dan/atau pascamenopause) untuk menilai risiko penyakit arteri koroner (CAD). Penyaringan pada pasien yang lebih muda dengan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah seperti diabetes, hipertensi, penyakit radang kronis, pasien dengan penyakit ginjal kronis dan Riwayat penyakit jantung di keluarga juga direkomendasikan. Secara fisiologis, kadar kolesterol biasanya paling tinggi pada masa remaja akhir dan dewasa muda. Oleh karena itu, skrining gangguan lipid pada dewasa muda dapat mengindikasikan risiko kejadian kardiovaskular di masa depan .  Faktor risiko lain untuk mempertimbangkan dilakukan skrining ialah pada mereka dengan kebiasaan merokok, diet tidak sehat, dan kurang olahraga . Skrining yang dilakukan bisa selektif (untuk mengidentifikasi pasien berisiko tinggi),  universal (tidak adanya faktor risiko) atau berdasarkan pemeriksaan klinis. Terlepas dari jenis skrining, biaya yang dikeluarkan selama kunjungan klinik, tes profil lipid, analisis penyebab sekunder dislipidemia harus dipertimbangkan. Skrining lain yang dilakukan ialah skrining genetik jika terdapat riwayat keluarga.

Demikianlah sedikit gambaran tentang skrining dislipidemia, semoga bermanfaat.

 

Referensi :

Thongtang, N ; Sukmawan R; Jasper B; C Lianes, Lee ZV. Dyslipidemia management for primary prevention of cardiovascular events: Best in-clinic practices . Preventif Medicine Report. Elsevier. June 2022

Sumber gambar: