Mengorok dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Mengorok dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

 

Penulis: dr. Benedictus Hanjaya Suwandi

  

Apnea tidur obstruktif (obstructive sleep apnea) adalah kondisi dimana secara periodic ada  henti napas  saat tidur. Hal ini disebabkan karena saat tidur, otot-otot pada tenggorokan  mengalami relaksasi dan dapat menyumbat jalan napas Anda. Tanda yang paling mudah dilihat adalah mengorok saat tidur.

Sumbatan jalan napas yang terjadi saat tidur, dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan menyebabkan tumpukan karbon dioksida. Otak akan mengenali gangguan pernapasan ini dan akan membangunkan pasien sejenak dari tidur sehingga jalan napas pasien dapat terbuka kembali. Biasanya Anda terbangun hanya sejenak sehingga mungkin pasien bahkan tidak menyadarinya. Pola ini dapat terjadi berulang-ulang sepanjang malam sehingga tidak dapat tidur nyenyak dan merasa mengantuk saat beraktivitas.

Beberapa gejala yang mungkin dirasakan bila mengalami apnea tidur obstruktif adalah kelelahan dan mengantuk pada siang hari, mengorok keras saat tidur, episode henti napas saat tidur dan terbangun tiba-tiba seperti tersedak, mulut terasa kering saat bangun tidur, nyeri kepala saat pagi, dan susah berkonsentrasi pada siang hari. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian apnea tidur obstruktif adalah berat badan berlebih, usia tua, jalan napas yang menyempit misalnya karena pembesaran tonsil, tekanan darah tinggi, kongesti nasal kronis, merokok, diabetes, dan riwayat asma.

Penurunan kadar oksigen dalam darah secara tiba-tiba akan meningkatkan tekanan darah dan menambah beban jantung. Kebanyakan penderita apnea tidur obstruktif memiliki kondisi tekanan darah tinggi dan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Semakin parah kondisi apnea tidur obstruktif dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Selain itu, juga dapat menyebabkan kelainan irama jantung atau aritmia. Literatur terdahulu menyebutkan bahwa apnea tidur obstruktif dapat meningkatkan risiko gagal jantung hingga 140%, risiko stroke dapat meningkat sebanyak 60% dan risiko penyakit jantung koroner meningkat 30%. Namun, literatur yang lebih baru menyatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor perancu lainnya, sehingga tidak dapat dibuktikan hubungan kausalitasnya.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ataupun mengurangi apnea tidur obstruktif adalah sebagai berikut:

Kurangi berat badan. Apabila Anda memiliki berat badan berlebih atau obesitas, penurunan berat badan walaupun tidak begitu drastis, akan membantu untuk meringankan sumbatan pada jalan napas Anda. Menurunkan berat badan juga dapat meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Olahraga. Latihan aerobik dan latihan beban dapat membantu memperbaiki kondisi Anda. Berolahragalah secara rutin 5 hari dalam seminggu masing-masing 30-60 menit.

Hindari konsumsi alkohol dan obat tidur. Alkohol dan beberapa jenis obat anti cemas dan obat tidur dapat memperparah kondisi apnea tidur obstruktif.

Tidur ke arah samping bukan terlentang. Tidur dengan posisi terlentang dapat membuat lidah terjatuh dan meyumbat jalan napas Anda.

Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda mengenai tindakan lain untuk mengurangi apnea tidur obstruktif Anda sehingga dapat mencegah peningkatan risiko penyakit jantung.

 

Referensi:

Shahar E, Whitney CW, Redline S, et al. Sleep-disordered breathing and cardiovascular disease: cross-sectional results of the Sleep Heart Health Study. Am J Respir Crit Care Med. 2001;163:19–25.

Jameson JL, et al., eds. Sleep apnea. In: Harrison's Principles of Internal Medicine. 20th ed. McGraw-Hill; 2018.

Sleep apnea. National Heart, Lung, and Blood Institute. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sleep-apnea.

Kline LR. Clinical presentation and diagnosis of obstructive sleep apnea in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.

Chang HP, et al. Obstructive sleep apnea treatment in adults. Kaohsiung Journal of Medical Sciences. 2019; doi:10.1002/kjm2.12130.

Kryger MH, et al. Management of obstructive sleep apnea in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.

What is obstructive sleep apnea? American Thoracic Society. https://www.thoracic.org/search.php?cx=007982365765420951334%3A7u3jtkdzuqu&cof=FORID%3A10&ie=UTF-8&q=sleep+apnea&sa=&siteurl=www.thoracic.org%2F&ref=medlineplus.gov%2F&ss=2396j659698j11.

Strausz S, et al. Sleep apnoea is a risk factor for severe COVID-19. BMJ Open Respiratory Research. 2021; doi:10.1136/bmjresp-2020-000845.

Olson E, et al. Surgical risk and preoperative evaluation and management of adults with obstructive sleep apnea. https://www.uptodate.com/contents/search.

Levin KH, et al., eds. Polysomnography. In: Handbook of Clinical Neurology. Elsevier; 2019. https://www.clinicalkey.com.

Hooper RG. CPAP therapeutic options for obstructive sleep apnea. Pragmatic and Observational Research. 2020; doi:10.2147/POR.S258632.