Mengenal Terapi External Counterpulsation (ECP)

Mengenal Terapi External Counterpulsation (ECP)

 

Penulis : dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina

Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia, termasuk didalamnya adalah penyakit jantung koroner. Berbagai macam cara dikembangkan untuk kemudian menangani penyakit jantung ini, dan terbukti perkembangan tatalaksana yang intensif dan tatalaksana intervensi pun sangat berkembang dalam penanganan penyakit jantung koroner ini. Namun, tentu saja tidak semua pasien dapat dilakukan tatalaksana yang intensif dan bersifat intervensi seperti pemasangan stent atau operasi bedah pintas koroner (BPAK), dan pasien-pasien ini dapat saja mengalami keluhan nyeri dada atau angina refrakter yang diakibatkan penyakit jantung koronernya tersebut. Pada pasien-pasien yang tidak dapat dilakukan tatalaksana yang bersifat intervensi, maka dapat dilakukan tatalaksana lain yang less invansive, misalnya laser revascularization, left stellate ganglion blockade, spinal cord stimulation (SCS) dan external counterpulsation (ECP).1

Terapi External Counterpulsation (ECP) adalah teknik non invansif dengan tujuan mengurangi gejala nyeri dada akibat penyakit jantung koroner dengan mekanisme utamanya adalah dengan memakai manset yang dipasang pada area betis, paha, dan bokong, dimana manset ini akan mengembang dan mengempis sesuai perekaman jantung memakai alat EKG. Proses mengembang dan mengempis akan memberikan pasokan darah kembali ke arteri koroner sehingga dengan begitu arteri koroner akan mendapat asupan nutrisi dan oksigen, serta darah yang berada di vena akan cepat menuju jantung dikarenakan peningkatan tekanan. Sudah banyak teori yang mendukung keuntungan klinis dari ECP ini baik secara jangka pendek maupun jangka panjang, dimana pada efek jangka Panjang diperkirakan muncul perkembangan pembuluh darah baru (kolateral) yang akan menutrisi otot-otot jantung sehingga mengurangi angina/nyeri dada akibat penyakit jantung koroner.1,2

Beberapa penelitian juga menunjukkan hasil yang baik pada ECP ini, salah satunya adalah penelitian Multicenter Study of Enhanced External Counterpulsation (MUST-EECP) yang dilakukan pada 139 pasien dengan angina stabil kronis kemudian dilakukan penelitian dengan diberikan terapi ECP dibandingkan yang tidak diberikan ECP, hasilnya adalah perbaikan koroner yang ditunjukkan melalui EKG, dan peningkatan kapasitas latihan serta kualitas hidup/quality of life (QOL).3 Sebuah meta-analisis yang lebih baru dilakukan pada tahun 2020 di China, menggabungkan berbagai penelitian terkait efektivitas dari ECP, dan hasil akhirnya adalah ECP terbukti meningkatkan aliran darah ke arteri koroner sehingga akan memeprbaiki gejala angina/nyeri dada pada pasien yang sebelumnya sudah mengalami penyakit jantung koroner.4 ECP sendiri sudah mendapatkan rekomendasi dari European Society of Cardiology (ESC) yaitu rekomendasi kelas II A dengan level of Evidence B sebagai pengobatan angina pektoris yang berulang.1

Berbagai alternatif pengobatan dan tatalaksana penyakit jantung koroner tentunya akan terus berkembang untuk memberikan pilihan dan opsi yang terbaik bagi pasien, pun begitu alangkah baiknya untuk tetap berusaha menjaga diri untuk terhindar dari penyakit jantung koroner, dengan tetap mengatur pola makan, stop merokok dan memperbanyak aktivitas fisik.

 

Daftar Pustaka

1.        Panduan Pelayanan External Counterpulsation untuk Pasien dengan Penyakit Kardiovaskular.PERKI.Edisi pertama, 2019. 2019;

2.        Sharma U, Ramsey HK, Tak T. The role of enhanced external counter pulsation therapy in clinical practice. Clin Med Res. 2013;11(4):226–32.

3.        Arora RR, Chou TM, Jain D, Fleishman B, Crawford L, McKiernan T, et al. The multicenter study of enhanced external counterpulsation (MUST-EECP): Effect of EECP on exercise-induced myocardial ischemia and anginal episodes. J Am Coll Cardiol [Internet]. 1999;33(7):1833–40. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/S0735-1097(99)00140-0

4.        Qin X, Deng Y, Wu D, Yu L, Huang R. Does enhanced external counterpulsation (EECP) significantly affect myocardial perfusion?: A systematic review & meta-analysis. PLoS One. 2016;11(4):1–11.