E-cigarettes; Jika Bisa Memilih untuk Tidak Merokok, Mengapa Harus Merokok?

E-cigarettes; Jika Bisa Memilih untuk Tidak Merokok, Mengapa Harus Merokok?

 

Penulis: dr. Gita Pangestu Hapsari

 

Dalam beberapa tahun terakhir, ada tren baru dalam merokok yaitu penggunaan rokok elektrik atau e-cigarettes. Rokok elektrik adalah suatu alat yang berfungsi sebagai rokok namun tidak menggunakan ataupun membakar daun tembakau. Rokok elektrik dikenal dengan banyak nama seperti vape, e-cigse-hookah, dan mods. Menggunakan rokok elektrik lebih dikenal dengan istilah vaping.

Sebagian besar alasan mereka yang menggunakan e-cigarettes adalah mempercayai bahwa rokok elektrik kurang berbahaya jika dibandingkan dengan rokok biasa. Alasan lainnya adalah cartridge atau kemasan isi ulang rokok elektrik umumnya diformulasikan dengan perasa seperti mentol dan buah-buahan yang menarik bagi para konsumen, serta rokok elektrik dianggap lebih murah jika dibandingkan rokok tradisional dan cartridge.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan kandungan yang terdapat di rokok elektrik sama bahayanya seperti yang terdapat pada rokok konvensional sehingga produk rokok elektrik tidak disarankan untuk digunakan oleh masyarakat meskipun memang hingga saat ini masih sedikit penelitian yang melaporkan dampak jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik. Rokok elektrik ini terbilang baru, para peneliti masih mempelajari efek jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik. Walaupun demikian, harus digarisbawahi bahwa rokok elektrik juga memiliki dampak adiktif yang merugikan, sama halnya dengan rokok biasa. Bahkan, rokok elektrik dapat meningkatkan risiko adiksi nikotin karena dosis cairan dalam rokok elektrik dapat diatur secara bebas oleh pengguna. Selain itu, cairan pengisi rokok elektrik yang beredar di masyarakat memiliki kadar nikotin yang tidak terstandar. Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa 200 isapan atau sekitar satu ukuran standar cartridge pada rokok elektrik setara dengan dengan 13 hingga 30 batang rokok.

 

Berikut beberapa zat yang berbahaya yang tedapat pada rokok elektrik yang harus diketahui:

  1. Propilen glikol, zat yang dapat mengiritasi paru-paru dan mata, gangguan saluran pernafasan atas seperti asma dan obstruksi paru,
  2. Nikotin, memiliki efek candu dan dapat memicu depresi. Nikotin merupakan zat yang adiktif dan beracun, yang mampu meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin sehingga meningkatkan detak jantung yang berisiko serangan jantung. Selain itu dapat juga muncul efek seperti kepala pusing, tubuh gemetar, nafas terengah-engah, kerusakan paru permanen, kanker paru, penyempitan pembuluh darah dan kematian.
  3. Perisadiasetil, penambah rasa pada rokok elektrik yang menyebabkan popcorn lung atau Bronchiolitis Obliterans sehingga nafas menjadi pendek.

 

Dapat ditarik kesimpulan bahwa rokok tradisional atau rokok elektrik sama-sama menimbulkan efek buruk kesehatan bagi penggunanya dan juga bagi perokok pasif yang berada di sekitar yang ikut menghirup asapnya. Bila para perokok ingin mencoba berhenti dari rokok berarti e-cigarettes bukanlah sebuah alternatif. Berkonsultasilah kepada dokter yang pakar dalam bidangnya. Jika bisa memilih untuk tidak merokok, mengapa harus merokok?

  

Referensi:

Center for Disease Control and Prevention (CDC). November 2021. Quick Facts on the Risks of E-cigarettes for Kids, Teens, and Young Adultshttps://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/Quick-Facts-on-the-Risks-of-E-cigarettes-for-Kids-Teens-and-Young-Adults.html

Prochaska JJ, Vogel EA, Benowitz N. Nicotine delivery and cigarette equivalents from vaping a JUULpod. Tob Control. 2021 Mar 24:tobaccocontrol-2020-056367. doi: 10.1136/tobaccocontrol-2020-056367.

Sumber gambar: freepik.com