Manfaat Kardiovaskular dari Puasa Intermiten

Manfaat Kardiovaskular dari Puasa Intermiten

 

Penulis: dr. Muhammad Arman Pratomo

 

Intermittent fasting, atau puasa intermiten, adalah salah satu metode diet yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir di dunia kesehatan dan kebugaran secara umum, dengan  klaim-klaim bahwa puasa ini dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Metode ini melibatkan periode waktu puasa yang bergantian dengan periode makan secara bebas. puasa intermiten  telah terbukti memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk manfaat kesehatan jantung. Dalam artikel ini, kita akan membahas manfaat kesehatan kardiovaskular dari puasa intermiten.

Makanan yang kita konsumsi memiliki peranan penting terhadap kesehatan. Namun, tidak hanya jenis dan kandungan makanan yang kita konsumsi yang mempengaruhi kesehatan kita, tetapi juga seberapa banyak dan kapan kita makan. Pola makan atau diet modern yang sering kali dikombinasikan dengan gaya hidup yang kurang aktif, atau bahkan gaya hidup sedenter, telah terbukti dapat menyebabkan obesitas dan penyakit-penyakit metabolik lainnya. Maka dari itu, berbagai studi telah menunjukkan bahwa pembatasan kalori dapat mempromosikan kesehatan dan melindungi diri dari berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular.

Puasa intermiten adalah pola diet yang memodifikasi siklus antara periode puasa dan periode makan. Ada beberapa variasi dalam metode ini, termasuk puasa selang sehari, puasa 16/8 (menghindari makan selama 16 jam dan menyantap makanan dengan jendela waktu 8 jam), puasa 5:2 (mengonsumsi jumlah kalori yang sangat rendah selama 2 hari dalam seminggu), dan lain sebagainya. Tujuan dari puasa intermiten adalah membatasi asupan kalori dalam periode waktu tertentu, yang kemudian akan memicu berbagai perubahan fisiologis dalam tubuh.

Berdasarkan penelitian, puasa intermiten telah terbukti memberikan manfaat kesehatan terhadap berbagai kondisi, termasuk obesitas, dislipidemia, dan hipertensi. Namun, penelitian klinis yang tersedia terkait manfaat puasa intermiten masih terbatas, terutama pada individu yang sehat dan tidak obesitas.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stekovic et al. (2019), mereka mengamati efikasi dan keamanan puasa intermiten pada individu sehat yang tidak obesitas. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat mengurangi asupan kalori sebesar 28,5% dan juga menunjukkan penurunan kadar lipid dalam darah yang terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, puasa intermiten juga menurunkan tekanan darah, denyut jantung, dan memperbaiki komposisi tubuh. Meskipun penelitian ini berfokus pada individu yang sehat dan tidak obesitas, hasilnya menunjukkan potensi puasa intermiten sebagai intervensi diet yang aman dan bermanfaat. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pola makan kebarat-baratan, yaitu porsi makan dalam satu hari difokuskan pada rentang waktu jam enam pagi hingga enam sore, ternyata berperan dalam terjadinya komplikasi penyakit jantung dan metabolik serta mempercepat timbulnya penyakit kronik. 

Mekanisme di Balik Manfaat Puasa Intermiten

Manfaat kesehatan dari puasa intermiten tidak hanya dapat dijelaskan oleh penurunan asupan energi dan penurunan berat badan saja. Beberapa manfaat, seperti peningkatan sensitivitas insulin dan perubahan komposisi tubuh, ternyata berbeda jika dibandingkan dengan pembatasan kalori yang kontinu. Oleh karena itu, mekanisme tambahan juga telah digagaskan untuk menjelaskan manfaat puasa intermiten. Salah satunya adalah pergeseran waktu metabolisme dalam penggunaan substrat untuk produksi energi. Puasa intermiten memaksa tubuh untuk menggunakan keton dan asam lemak sebagai sumber energi, yang berasal dari pemecahan jaringan adiposa, sebagai pengganti glukosa. Penelitian juga menunjukkan peningkatan kadar keton dalam darah selama puasa intermiten. Pergeseran metabolisme ini meningkatkan fleksibilitas metabolisme seluler dan efisiensi bioenergi, yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Berikut uraian manfaat dari puasa intermiten:

1.    Pengurangan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Studi-studi telah menunjukkan hubungan antara puasa intermiten dan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism menemukan bahwa puasa intermiten selama 6 bulan secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular pada individu yang sehat dan tidak kelebihan berat badan. Para peneliti menemukan bahwa puasa intermiten mengurangi tekanan darah, denyut jantung, dan kadar kolesterol jahat (LDL) pada peserta penelitian.

2.    Peningkatan Fungsi Jantung

Penelitian juga menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat meningkatkan fungsi jantung. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menemukan bahwa puasa intermiten meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa darah dengan lebih efisien dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan pada jantung. Selain itu, puasa intermiten juga dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko pengerasan arteri.

3.    Pengendalian Berat Badan

Salah satu manfaat puasa intermiten yang paling umum diketahui adalah pengendalian berat badan. Puasa intermiten dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, yang dapat berkontribusi pada penurunan berat badan. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang sehat dapat memberikan manfaat kesehatan kardiovaskular yang signifikan, termasuk penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

4.    Penurunan Peradangan

Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama bagi perkembangan penyakit kardiovaskular. Puasa intermiten telah terbukti dapat mengurangi peradangan dalam tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity menemukan bahwa puasa intermiten dapat menurunkan kadar protein C-reaktif, yang merupakan tanda peradangan dalam tubuh.

5.    Peningkatan Sensitivitas Insulin

Ketika tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, dapat terjadi peningkatan penggunaan glukosa dan pengendalian gula darah yang lebih baik. Puasa intermiten telah terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin dalam beberapa penelitian. Ini dapat membantu mencegah resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama bagi perkembangan diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Layaknya koin yang memiliki dua sisi, puasa intermiten juga dapat berdampak negatif kepada pegiatnya. Pada jam-jam awal periode puasa dapat terjadi lemas atau kepala terasa pusing karena tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi menggunakan keton, bukan glukosa, sebagai bahan bakar tubuh. Tentunya hal ini bukanlah hal baik pada orang yang sering mengalami hipoglikemia (penurunan kadar glukosa darah tubuh). Selain itu puasa intermiten juga tidak cocok dilakukan oleh lansia yang rutin menggunakan obat antidiabetes karena dapat memperburuk fluktuasi kadar glukosa dalam tubuh, yang dapat menyebabkan gangguan penyakit kardiovaskular, gangguan irama jantung, dan stroke.

Sebagai kesimpulan, hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat menjadi intervensi diet yang aman dan bermanfaat untuk kesehatan jantung. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkapkan apakah puasa intermiten juga dapat menjadi modifikasi gaya hidup jangka panjang yang cocok untuk populasi umum. Selain itu, penelitian yang lebih luas dengan fokus pada penyakit kardiovaskular spesifik dan melibatkan kelompok umur yang lebih beragam juga harus dilakukan. Penting juga untuk menekankan bahwa mengikuti intervensi diet seperti puasa intermiten harus dilakukan di bawah pengawasan dan bimbingan dari ahli gizi dan dokter yang berpengalaman.

 

Daftar Pustaka:

 

Abdellatif M, Sedej S. Cardiovascular benefits of intermittent fasting. Cardiovascular Research. 2020;116(3). doi:10.1093/cvr/cvaa022

Bartholomew CL, Muhlestein JB, Anderson JL, et al. Association of periodic fasting lifestyles with survival and incident major adverse cardiovascular events in patients undergoing cardiac catheterization. European Journal of Preventive Cardiology. 2020;28(16):1774–81. doi:10.1093/eurjpc/zwaa050

Malinowski B, Zalewska K, Węsierska A, , et al. Intermittent fasting in cardiovascular disorders—an overview. Nutrients. 2019;11(3):673. doi:10.3390/nu11030673

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/alarm-glass-water-near-fruits_7836209.htm#fromView=search&page=1&position=3&uuid=67487bf4-d496-4cb0-bda3-ff33c1df8b45