Strategi Resusitasi Jantung Paru Pada Pasien Terkonfirm Covid-19

Strategi Resusitasi Jantung Paru  Pada Pasien Terkonfirm Covid-19

Strategi Resusitasi Jantung Paru  Pada Pasien Terkonfirm Covid-19 Upaya Mencegah Penularan Covid-19 Bagi Tenaga Medis

 Oleh  : Ns. Mariani Nisaa, S.Kep

Bagi tenaga medis, pernahkah terlintas pertanyaan ini. Mungkin kah bisa tertular saat melakukan Resusitasi Jantung Paru ? Bagaimana stategi agar terhindar virus Covid 19 saat melakukan RJP pada pasien terkonfirm Covid 19 ?.

Henti jantung merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan segera yaitu Resusitasi Jantung Paru (RJP)Begitupun pada pasien terkonfirm Covid 19 yang mengalami  henti jantung dan henti nafas  tetap di berikan pertolongan RJP untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernafasannya sehingga dapat menyelamatkan  nyawa pasien, tentunya  dengan strategi dan prosedur yang benar dan tepat.

RJP merupakan tindakan pertolongan pertama yang diberikan pada pasien yang mengalami henti jantung  dan henti nafas oleh sebab apapun untuk memulihkan kembali kedua fungsi jantung dan paru. (Ganthikumar,2016). Tindakan ini merupakan tindakan penyelamatan nyawa yang harus dilakukan segera ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk bernapas secara spontan  serta kehilangan fungsi pompa jantung agar dapat  bersirkulasi kembali sehingga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh, terutama ke organ – organ vital.

Namun demikian, dimasa pandemi Covid 19 timbul kekhawatiran bagi para  tenaga medis akan terpapar sindrom  pernapasan akut coronavirus 2 (SARS CoV-2) ketika melakukan RJP, tetapi  kejadian henti jantung tetap membutuhkan  penanganan segera.  Hal ini dapat berbahaya ketika ada keraguan yang sangat mengganggu bagi tenaga medis, antara berpegang pada teori dan panggilan tugas yang harus segera melakukan pertolongan dengan kekhawatiran terpapar dari pasien yang  terkonfirmasi Covid 19.

Berkaitan dengan jalur penularan Covid 19 melalui droplet yang mengandung virus ataupun aliran udara (aerosol) menjadi jalur utama yang menyebabkan virus menyebar dan memiliki daya penularan tinggi. Saat pandemi ini sangat penting untuk mengontrol sumber infeksi.  Hal ini membuat tenaga medissaat memberikan RJP memiliki resiko tinggi tertular Covid-19.

Penyebaran Virus Covid 19 secara  aerosol yang terkontaminasi saat RJP dapat menularkan tenaga medis, walaupun sudah menggunakan APD level tiga yang terjadi melalui rute sebagai berikut ; droplet atau aerosol dari pasien yang terdapat di udara dan masuk melalui celah yang terbentuk tanpa sengaja oleh tenaga medis ketika membenarkan posisi, memulai posisi, menyeka keringat ataupun terjadi saat melepas APD. Saat tindakan RJP juga bisa terjadi aerosol menginfeksi pada langkah langkah saat intubasi, pengisapan cairan tubuh, kompresi dada, ventilasi manual, dandefibrilasi.

Henti jantung pada pasien pneumonia coronavirus terutama terjadi pada pasien yang kritis di ruang isolasi atau Intensive Care. Infektivitas penyakit yang tinggi dan lingkungan patogendengan konsentrasi tinggi membuat tenaga medis harus memiliki prinsip dan strategi. Tingkat keberhasilan RJP dan pencegahan infeksi pada tenaga medis juga menjadi tantangan saat melakukan RJP. Maka dari itu dibutuhkan strategi   sebagai  berikut ini :

1.         Alat Pelindung Diri (APD)

APD yang dipakai tenaga medis saat Resusitasi Jantung Paru yaitu APD Level Tiga. APD level tiga terdiri dari : masker N95,coverall / gown,boots / sepatu karet dengan pelindung sepatu, pelindung mata, face shield, sarung tangan bedah karet steril sekali pakai,headcap dan apron.

2.         Kompresi Dada

Kompresi dada dilakukan dengan kecepatan 100-120 x/mnt dengan kedalaman kompresi dada 2 inchi (5 cm), minimalkan interupsi dan hindari ventilasi yang berlebihan. Kompresi dada mekanik dapat digunakan untukmenggantikan kompresi dada manual, terutama dalam kasus resusitasi yang tidak memadai, untuk menghindari penurunan kualitas kompresi dada danpeningkatan kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh masuknya keringat patogen secara tidak sengaja ke dalam konjungtiva dan mukosa nasal-oral.

3.        Intubasi

Intubasi endotrakeal emergensi pada pasien terconfirm covid 19 dilakukan oleh personel yang paling mahir di dalam timdengan teknik rapid sequence intubation (RSI), disarankan dengan menggunakan videolaryngoscope (bila tersedia) atau di bawah bimbingan fibrobronchoscope dan gunakan barrier atau box aerosol bila tersedia.

4.         Waktu Resusitasi Jantung Paru

RJP selama 30 menit: sesuai dengan penyebab henti jantung serta mekanisme cedera penyakit dan jumlah tenaga medis RJP, dikombinasikan dengan faktor etik.Penghentian resusitasi jantung paru dapat dipertimbangkan setelah resusitasi jantung paru lebih dari 30 menit tanpa kembalinya siskulasi secara spontan, tidak ada tanda tanda  vital selama resusitasi jantung paru ; kecuali di bawah dukungan Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO) dan sirkulasi ekstrakorporeal.

Dengan ada nya resiko terpapar covid 19 saat melakukan RJP pada pasien terkonfirm Covid 19, diharapkan tenaga medis benar melakukan strategi dan tahapan melakukan  RJP pada pasien Covid 19. Mulai awal saat menemukan pasien henti jantung sampai akhir. Yang tepenting adalah cara pelepasan APD dengan benar, segera melakukan kebersihan tangan, mandi, oral dan nasal hiegine setelah memberikan bantuan RJP pada pasien yang terkonfirm Covid 19 agar terhidar dari penularan Virus Covid 19.

 Salam Sehat . Salam Tangguh.

Referensi

Atmojo, T. J., Arradini, D., Ernawati, Widiyanto, A., & Damayanti , A. T. (2020, September). Resusitasi Jantung Paru di Era Pandemi Covid 19. Jurnal Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, 12(2), 355-362. doi:p-ISSN 2085-1049.  https://doi.org/10.32583/keperawatan.v12i3.781

 

Ganthikumar, K. (2016). Indikasi dan Keterampilan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Intisasi Sains Medis, VOL. 6 (no 1), 58-64. doi:ISSN: 2503-3638

 

Song, W., Liu, Y., Ouyang, Y., Chen, W., Li , M., Xianyu, S., & Yi, S. (2020, March). Recommendations on cardiopulmonary resuscitation strategy and procedure for novel coronavirus. Resuscitation, 152, 52-65. doi: https://doi.org/10.1016/j.resuscitation.2020.03.023