Skrining Virtual Pada Pasien Gagal Jantung Pada Pandemi Covid-19

Skrining Virtual Pada Pasien Gagal Jantung Pada Pandemi Covid-19

Oleh : dr. Saga Malela Aria Sabara

Pasien gagal jantung merupakan salah satu kelompok pasien resiko tertinggi terhadap paparan Rumah Sakit (RS) atau Unit Gawat Darurat (UGD) selama masa pandemi COVID-19. Untuk mengurangi frekuensi paparan tersebut maka tenaga kesehatan dapat melakukan skrinig virtual untuk menentukan diagnosis dan terapi yang tepat.

Terdapat beberapa hal yang dapat menguatkan kemungkinan pasien gagal jantung terinfeksi COVID-19 alih-alih mengalami eksarsebasi gagal jantung. Beberapa hal yang disarankan untuk dipertimbangkan adalah:

1.    Analisa apakah terdapat peningkatan resiko tertular COVID-19 pada pasien gagal jantung. Estimasi resiko dapat dinilai dengan kriteria:

a.    Tata cara social distancing yang diterapkan oleh pasien.

b.    Sebaran COVID-19 pada komunitas lokal daerah tinggal

c.    Riwayat kontak pada pasien konfirmasi

2.    Apakah terdapat gejala demam / gejala viral de novo (batuk, myalgia, fatigue)

3.    Pada pasien gagal jantung dengan COVID-19 dapat  ditemui gejala khas yang berbeda gagal jantung dengan eksarsebasi ;

a.    Tidak adanya kenaikan berat badan ( 1 kg dalam 2 hari atau 2.5 kg dalam 1 minggu)

b.    Bandingkan pola khas presentasi pasien sebelumnya dengan presentasi sekarang (contoh : keluhan sesak nafas yang berbeda dari keluhan eksaserbasi gagal jantung sebelumnya; terdapatnya paroxysmal nocturnal dyspnea tanpa edema tungkai)

4.    Kurangnya respons terhadap terapi gagal jantung standar (contoh: diuretic)

5.    Peptida natriuretik tidak dapat membedakan antara gagal jantung dengan COVID-19. Data menunjukkan bahwa pasien yang dirawat dengan COVID-19 dapat mengalami peningkatan kadar troponin dan BNP/NT-proBNP. Kadar troponin abnormal yang mengindikasikan cedera miokardium sering dijumpai pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan akut dan berhubungan dengan derajat keparahan penyakit. Sementara peptida natriuretik merupakan biomarker stres miokardium dan kadarnya juga seringkali meningkat pada pasien dengan penyakit saluran pernafasan berat meskipun tanpa adanya peningkatan tekanan pengisian jantung. Peningkatan kadar troponin dan BNP/NT-proBNP menunjukkan prognosis perjalanan penyakit yang tidak baik pada pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

6.    Pengukuran tekanan darah di rumah, monitor detak jantung serta oksimetri dari perangkat pribadi (seperti telefon genggam) tidak dapat membedakan antara COVID-19 dengan gagal jantung.

7.    Follow-up lanjutan untuk menilai resolusi atau perburukan gejala pasien dalam 24-48 jam berikutnya.

 

Analisa virtual yang disampaikan di atas dapat dilaksanakan bahkan dari jarak jauh untuk menentukan sikap diagnostic dan tatalaksana terhadap pasien dilematis. Jika dicurigai pasien terinfeksi COVID-19 maka dapat diarahkan ke Faskes untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih spesifik.

Dalam rangka membatasi paparan pasien gagal jantung terhadap RS dan IGD maka tenaga kesehatan harus dapat memutuskan keharusan pelaksanaan atau penundaan pemeriksaan laboratorium di RS. Beberapa hal yang dapat menjadi kriteria penundaan pemeriksaan lab rutin bagi pasien gagal jantung di era pandemi COVID-19.

1.    Telah dilakukan pemeriksaan dalam waktu 6 bulan terakhir

2.    Nilai kreatinin dan elektrolit dalam trend normal

3.    Tidak terjadi peningkatan kreatinin serum >30 % dalam 6 bulan terakhir kecuali teridentifikasi penyebab yang jelas

4.    Tidak terdapat perubahan terapi obat yang dapat mempengaruhi nilai kreatinin atau elektrolit

Jika pasien memenuhi kriteria di atas maka pemeriksaan lab rutin dapat ditunda untuk dilaksanakan sampai waktu 3 bulan.

Apabila kondisi pasien tidak memenuhi kriteria dan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium maka ada dua pilihan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir resiko terpapar.

a.    Jadwalkan pemeriksaan laboratorium di rumah pasien dengan tindakan preventif dan APD yang sesuai

b.    Kirim pasien ke laboratorium setempat dengan pembatasan social jarak tubuh dan dengan perjanjian

Referensi Guidance from the CCS COVID-19 Rapid Response Team : Is it COVID-19 or Is it Heart Failure? Management of Ambulatory Heart Failure Patients. Canadian Cardiovascular Society, 2020.

 ACC Troponin and BNP use in COVID-19:

https://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2020/03/18/15/25/troponin-and-bnp-use-incovid19

Remote assessment of the COVID-19 patient BMJ:

https://www.bmj.com/content/368/bmj.m1182/infographic

Centre for Evidence-Based Medicine COVID-19 Signs and Symptoms Tracker:

https://www.cebm.net/covid-19/covid-19-signs-and-symptoms-tracker/

JAMA March 25 2020: Association of Cardiac Injury With Mortality in Hospitalized Patients With COVID19 in Wuhan, China

https://jamanetwork.com/journals/jamacardiology/fullarticle/2763524

Lancet Mar 28 2020: Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients with COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study

https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)305663/fulltext#seccestitle150