Perilaku Merokok Terus Meningkat Selama Pandemi COVID-19; Bagaimana Mengatasinya?

Perilaku Merokok Terus Meningkat Selama Pandemi COVID-19; Bagaimana Mengatasinya?

Penulis: Ns. Walidatul Laili Mardliyah, S.Kep

Perilaku merokok masih menjadi penyumbang utama terjadinya penyakit kronis di Indonesia. Kandungan rokok yang merupakan campuran dari beragam zat kimia sangat mungkin menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan di berbagai macam organ tubuh, diantaranya jantung dan pembuluh darah. Dampak merokok tidak hanya bagi perokok aktif tetapi perokok pasif yang tidak merokok dan terkena asap rokok juga pasti terpengaruh dampak buruknya.

Prevalensi dan konsumsi rokok di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data penelitian medis dasar (Riskesdas) 2018 diketahui bahwa prevalensi merokok di Indonesia saat ini sekitar 75 juta orang atau 33% dari jumlah penduduk Indonesia dengan angka tertinggi terjadi pada kelompok usia 10-49 tahun. Angka ini merupakan urutan ketiga tertinggi di dunia. Data Riskesdas 2018 juga menunjukkan bahwa prevalensi merokok pada remaja usia 10 -18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). Angka tersebut masih sangat jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 yaitu sebesar 5,4%. Sementara itu, ada lebih dari 75% penduduk Indonesia menjadi perokok pasif dalam kegiatan sehari-harinya di ruangan tertutup, yang di antaranya adalah rumah.

Sejak bulan Maret 2020, Pemerintah Indonesia melakukan program pencegahan COVID-19 dengan anjuran “Di Rumah Aja” dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penduduk diharapkan tetap berdiam diri di rumah untuk menekan penularan virus. Aktifitas bekerja, belajar, dan beribadah dilakukan di rumah saja. Pembatasan sosial yang berlangsung lama dan tak kunjung usai ini menyebabkan masyarakat menjadi stres dan depresi. Kondisi ini seringkali memicu seseorang memilih untuk merokok guna meredakan kondisi stres yang mereka alami. Hal inilah yang menyebabkan perilaku merokok selama pandemi COVID-19 kian meningkat. Di sisi lain, para perokok aktif maupun pasif lebih rentan terinfeksi virus korona mengingat virus ini menyerang saluran pernafasan.

Keluarga adalah bagian terkecil dari komunitas. Berbagai faktor yang mempengaruhi sikap berperilaku seseorang salah satunya adalah sikap anggota keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting untuk melakukan perubahan dalam mengurangi perilaku merokok. Berikut ini adalah tips dan trik untuk mengurangi atau mencegah perilaku merokok yang bisa dilakukan keluarga di rumah:

1.        Memberikan informasi dan edukasi tentang bahaya rokok baik perokok aktif maupun pasif dalam anggota keluarga.

2.     Mengurangi perilaku merokok melalui pola asuh anti rokok, membuat kebijakan  dilarang merokok di rumah, memberikan reward dan punishment bagi yang mematuhi atau melanggar kebijakan tersebut, dan mengajarkan kemampuan menolak ajakan teman untuk merokok.

3.        Menghindarkan anak-anak dari iklan rokok. Iklan rokok yang paling menarik perhatian biasanya seringkali ditampilkan di TV pada malam hari dengan model pria gagah dan tampan yang mendeskripsikan seolah-olah perokok adalah orang yang sangat keren. Dalam hal ini, orang tua bisa membatasi anak-anak untuk menonton TV hingga larut malam.

4.    Jika sudah terlanjur terbiasa merokok, anggota keluarga bisa pelan-pelan mengganti rokok dengan mengkonsumsi cemilan pengganti rokok, misalnya permen atau kacang-kacangan.

5.    Menciptakan komunikasi yang transparan dan membangun nilai-nilai yang baik antar anggota keluarga serta menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan menyenangkan.

 

Semoga tips dan trik tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan guna mendorong dan mendukung semua anggota keluarga untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah perilaku merokok sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dari komunitas terkecil, yaitu keluarga.

 

For your information, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita juga menyediakan Klinik Stop Merokok. Jadi, buat masyarakat yang kesulitan dalam berhenti merokok bisa mengunjungi klinik tersebut untuk berkonsultasi lebih lanjut.

Salam Sehat!