Pelayanan Teknologi Extra Corporeal Membrane Oxygenator Unit Pediatrik

Pelayanan Teknologi Extra Corporeal Membrane Oxygenator Unit Pediatrik

 

Pelayanan Teknologi Extra Corporeal Membrane Oxygenator Unit Pediatrik

(Bagi pasien yang sangat diharapkan untuk bertahan diterapi maksimalnya)

 

Oleh : Ns. Dwi Sigit Shiamtafa, S. Kep.

 

            Perkembangan bedah jantung didunia semakin pesat dewasa ini. Sejalan dengan perkembangan teknik dan teknologi yang mendukung pelayanan yang komprehensif. Salah satunya adalah perkembangan dari teknologi sirkulasi diluar tubuh. Sirkulasi diluar tubuh ini yang kita ketahui diarea pelayanan penyakit jantung adalah terkait mesin jantung paru atau mesin Cardiopulmonal Bypass(CPB) yang dipakai dalam ruang lingkup bedah jantung, mesin ini akan membantu dokter bedah jantung untuk melakukan pembedahan dengan aman dan terapeutik.

Para ilmuwan dan dokter melakukan  mengembangkan alat bantu sirkulasi diluar tubuh (extracorporeal). Hal ini disebabkan dengan adanya kondisi kegagalan fungsi sirkulasi ataupun fungsi oksigenasi pasien diruang perawatan yang secara rasional bisa dibantu oleh mesin yang berprinsip dasar sama dengan mesin jantung paru. Pengembangan dan penelitian extracorporeal berlanjut dan  ditemukan metoda sirkulasi diluar tubuh yang dapat dilakukan di ruang Intensive Care Unit (ICU). Metode tersebut salah satunya disebut dengan Extracorporeal Membrane Oxygenator (ECMO) yang bisa memfasilitasi sementara fungsi paru-paru dan jantung sampai beberapa hari selama proses organ tersebut mengalami pemulihan dari cideranya.

 Gambar 1. Skema Sirkuit

Keberhasilan pertama penggunaan ECMO dilaporkan Dr. J. Donald Hill (1971) yaitu pada pasien dewasa dengan kasus ruptur aorta karena terjadinya trauma. Penggunaan ECMO dan CPB memiliki kesamaan fungsi sebagai alat bantu sirkulasi, tetapi sangat berbeda dalam beberapa aspek manajemen alat serta pasiennya. Secara umum prinsip ECMO adalah menarik darah dari sistem pembuluh darah besar kemudian dioksigenasi dan dikembalikan lagi. Ada 2 modus ECMO yaitu Venous to Artery (VA) atau Venous To Venous (VV) ECMO. Untuk VA ECMO ini akan bisa mendukung fungsi jantung dan paru-paru. Hal ini memungkinkan jantung atau paru-paru beristirahat dan pulih dari cidera utamanya. Sedangkan VV ECMO akan menarik darah dari sistem vena kemudian dioksigenasi dan dikembalikan ke system vena kembali. VV ECMO ini akan bisa mendukung fungsi paru-paru saja.

Oleh karena itu ECMO semakin berkembang pesat dan menjadi bagian integral bagi pelayanan kardiovaskular yang tidak bisa dihindari dalam memberikan terapi secara holistik. Karena ketika terapi medikamentosa dan pembedahan konservatif tidak dapat segera mengembalikan secara optimal fungsi sirkulasi, maka metode ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk mendukung sirkulasi sementara. Selanjutnya ini menjadi terapi paliatif atau defenitif bisa tergantung analisa tim selanjutnya. Bisa jadi pasien akan pulih atau gagal pulih, bagi pasien yang gagal pulih pilihan alternatifnya adalah transplan organ atau alat sirkulasi total jangka panjang. Dan saat ini mungkin kedua metode tersebut belum bisa dilakukan dinegara kita.  Sehingga ECMO cukup pesat pada negara atau institusi yang memfasilitasi adanya transplant jantung atau paru-paru atau kondisi pelayanan pandemik seperti flu burung waktu yang lalu atau Covid 19 saat ini.

 

 
   

 

 

Kembali bercerita ECMO di RS kita, Pelayanan ECMO di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) mempunyai tantangan yang cukup besar yaitu berbiaya tinggi, baik dari sisi alat utama, alat pendukung terapi ECMO serta SDM. Sehingga kasus yang dipilih akan cukup selektif. Kasus ECMO dari tahun ke tahun meningkat,  data di unit pediatrik kasus ECMO masih mayoritas dari pasien mengalami kesulitan dipisahkan dari sirkuit CPB atau pasien paska operasi yang mengalami perburukan ketika diintervensi konvensional maksimal di ICU sehingga jatuh pada kondisi kegagalan sirkulasi ataupun oksigenasi.

Pelayanan ECMO di unit pediatrik terus diupayakan dioptimalisasi baik dari sisi peralatannya, dari sisi kerjasama tim, serta pengetahuan yang uptodate dan termaintenance.  Karena kasus yang jarang dan komplesitas manajemen perawatan yang melibatkan banyak unsur. Hal ini menjadi sebuah anak tangga tersendiri bagi tim dalam memberikan pelayanan yang paripurna kepada pasien. Karena sejatinya mereka akan sangat mengharapkan pelayanan sampai batas maksimal RS bisa berikan. Salam sehat, salam terus berdaya guna.