Pejuang Tanpa Batas

Pejuang Tanpa Batas

Ditulis oleh: Ns. Osty Histry Kapahang, S.Kep

Berperang dengan musuh yang tidak terlihat bukanlah hal yang mudah. Di kumpulkan dalam satutim, perawat-perawat yang berasal dari ruangan yang berbeda-beda dengan latar belakang dan egonya masing-masing, serta menyatukan perbedaan dan sistem kerja yang kadang berbanding terbalik meskipun dibawah satu atap yaitu RSJPD HarapanKita, tetap membutuhkan kerja keras dan upaya yang tidaklah mudah.

Wabah virus corona yang semakin hari makin meningkat di Indonesia menyebabkan RSJPD Harapan Kita yang merupakan pusat rujukan jantung Nasional harus menyiapkan tim perawat khusus untuk pasien isolasi dengan kemungkinan terkena virus corona. Virus ini bisa menular kepada siapa saja termasuk pasien jantung, Karena penyakit jantung juga merupakan salah satu penyakit yang dapat meningkatkan angka morbiditas sehingga menyebabkan sistem imun dari pasien tersebut menurun yang semakin mempermudah virus ini untuk menginfeksi.

Coronavirus Disease yang dikenal dengan COVID-19 merupakan penyakit baru yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan dan radang pada paru manusia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2). Gejala klinis yang muncul bisa beragam, seperti pada flu biasa yaitu batuk, pilek, nyeri kepala, nyeri otot dan sakit menelan. Komplikasi yang paling berat yang bisa terjadi adalah pneumonia dan sepsis.

Berdasarkan penelitian terbaru, COVID-19 dapat menular melalui droplet saluran pernafasan. Droplet merupakan partikel kecil dari mulut dan hidung penderita yang mengandung virus yang dihasilkan pada saat batuk, bersin atau bahkan berbicara. Jarak yang bisa dilewati oleh droplet biasanya adalah sekitar 1 meter. Droplet bisa menempel pada pakaian dan benda-benda di sekitar penderita pada saat batuk dan bersin bahkan berbicara, namun tidak bertahan di udara karena partikel droplet berukuran cukup besar. Untuk itulah sangat penting untuk menggunakan masker pada saat ini.

Mengingat begitu cepatnya penularan dari COVID-19, RSJPD Harapan Kita segera melakukan tindakan antisipasi. Dalam sekejap mata ruang perawatan pasien jantung pun diubah menjadi ruangan khusus pasien isolasi. Maka dibentuklah sebuah tim bernama “TIM COV I”, tim yang dibentuk berdasarkan pilihan dari kepala unit beberapa ruangan yang berbeda-beda dan ada juga yang bergabung berdasarkan hasil undi mengingat tidak ada yang bersedia untuk bergabung. Perawat-perawat pilihan tersebut merupakan perawat-perawat yang dianggap kompeten dan mampu merawat pasien dengan masalah jantung dengan disertai kemungkinan terkena virus Corona.

Banyak tantangan yang harus dihadapi dan banyak harapan yang harus dipikul oleh tim dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia terutama di RSJPD Harapan Kita. Salah yang paling dirasakan adalah alur penanganan pasien yang diduga terkena virus Corona mengingat ini adalah pengalaman pertama serta, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sangat langka di Indonesia sejak virus mulai mewabah. Begitu banyak masukan dari berbagai pihak, baik positif maupun negatif yang berusaha untuk memberikan masukan yang kadang membuat tim dan bahkan manajemen pusing tujuh keliling baik dalam menjawab pertanyaan maupun memberikan solusi agar semua bisa berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang tepat.

Perbedaan pendapat merupakan hal yang tidak pernah luput dalam bekerja sama namun, kekompakan tetap harus dijaga setiap anggota Tim COV I RSJPD Harapan Kita. Ini adalah kunci yang harus selalu dijaga oleh setiap anggota tim, saling menghargai pendapat dan menghormati setiap kepercayaan yang di yakini setiap individu maupun kelompok. Baik suka maupun duka, canda tawa dan tangis harus udah terlewati. Dengan segala keterbatasan yang ada, begitu banyak dukungan yang diberikan bagi Tim COV I, baik secara fisik maupun secara mental, sosial, dan spiritual menjadikan kami para perawat sebagai “Pejuang Tanpa Batas”.

Saat tulisan ini saya buat, kami Tim COV I sudah menyelesaikan tugas kami selama kurang lebih sebulan di ruang isolasi dan setelah selesai kami semua kemudian di karantina lalu di rapid test dengan hasil 100% tidak ada yang terinfeksi virus corona. Banyak kekurangan, perlu perbaikan, butuh dukungan yang penuh bagi tim medis dalam hal ini para perawat. Setiap usaha yang diberikan bagi pasien dan keluarga, bagi bangsa dan negara, kiranya semua hanya untuk kemuliaan bagi Allah. Semoga bencana ini segera berakhir, bumi kembali pulih dan kita semua bisa berkumpul kembali bersama keluarga seperti sedia kala.

Jangan pernah menyerah, pandemi ini pasti bisa terlewati dan tetap semangat!