“Pandemi Bukan Hambatan Dalam Palayanan Kesehatan Kardiovaskular”

“Pandemi Bukan Hambatan Dalam Palayanan Kesehatan Kardiovaskular”

“Pandemi Bukan Hambatan Dalam Palayanan Kesehatan Kardiovaskular”

Pemanfaatan Telekardiologi Di Era Pandemi Covid-19

Oleh: Ns. Osty Histry Kapahang, S.Kep.

 

Pandemi covid-19 mengakibatkan perubahan besar di dunia. Perubahan tersebut terjadi pada semua fasilitas penyedia layanan kesehatan terutama rumah sakit. Tingginya angka infeksivitas dan kematian dari covid-19 sangat berdampak pada psikososial, beban ekonomi dan kerugian finansial (Dubey, et al., 2020). Sejak merebak di Indonesia awal Maret, jumlah kasus terkonfirmasi sampai pada bulan September 2020 mencapai 287.008 kasus (Satgas Covid-19, 2020). 

Di tengah pandemi covid-19, kematian akibat penyakit kardiovaskular masih menjadi permasalahan terbesar. Data WHO menunjukkan kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 45%, yaitu 17.7 juta dari 39.5 juta kematian. Data Riskesdas (2018) menunjukkansetidaknyapenderita penyakit jantung di Indonesia sekitar 2.784.064 individu. Penyakit kardiovaskular yang paling banyak menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas yaitu serangan jantung, infark miokard, gagal jantung, penyakit katup jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya (P2PTM, 2019).

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan efek positif bagi kehidupan manusia. Telekardiologi memberikan kemudahan dan kemajuan dalam bidang pelayanan kesehatan kardiovaskular terutama di tengah pandemi Covid-19 ini. Telekardiologi merupakan salah satu cabang telehealth dimana informasi kesehatan dapat dikirimkan menggunakan jaringan nirkabel dalam pemberian layanan kesehatan secara jarak jauh (Alsaadi, A., & Serener, A., 2017).

Apa itu Telekardiologi?

Telekardiologi merupakan disiplin teknologi komunikasi yang sangat berkembang dalam membantu klien dengan penyakit jantung dalam memberikan pendidikan kesehatantentang perawatan jantung, memantau tingkat keparahan kondisi, meningkatkan kemauan dalam pemakaian terapi medis dan pola kebiasaan hidup sehat dalam meningkatkan serta memelihara kesehatan kardiovaskular (Diez, I., et al., 2016).

Sinyal elektrokardiogram (EKG) adalah sinyal biomedis yang digunakan untuk memantau kondisi jantung pasien dalam penerapannya akan memberikan informasi diagnostik kritis dan berkualitas baik (Al-Busaidi, et.al., 2017). Pemantauan dan analisis EKG yang efisien juga cepat dibutuhkan dalam praktik klinis di dalam dan luar rumah sakit. Temuan klinis secara dini akan memberikan hasil yang signifikan dalam penanganan dan mencegah kematian jangka pendek (Diez, I., et al., 2016).

Apa saja manfaat telekardiologi?

Telekardiologi memberikan solusi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh European Society of Cardiology (ESC) dalam Brunetti(2019),adapun manfaat dari telekardiologi yaitu:

1.      Observasi kondisi fisik

Dilakukan dengan merekam bagian tubuh seseorang dan mengobservasi parameter kesehatan dengan membandingkan yang normal serta memberikan peringatan bila terjadi perubahan fisiologis.

2.      Untuk prosedur diagnostik

Diperlukan diagnosis yang cepat dan tepat untuk penanganan ST-Elevation Miokard Infark (STEMI) dan mencegah komplikasi di unit gawat darurat. Deteksi aritmia oleh dokter jantungmembutuhkan waktu untuk memonitor irama jantung.

3.      Pemberian intervensi

Kolaborasi antara dokterjantung dan tim dalammemberikan intervensi/penanganan klien untuk dirawat atau memodifikasi terapi didasarkan pada tingkat keparahan dan keluhan pasien.

4.      Pemantauan jarak jauh

Berguna bagi pasien dengan penyakit kardiovaskuler kronis yang menjalani rawat jalan. Dalam mengakses pemeriksaan kardiologi seperti EKG pada gangguan irama jantung, pemantauan tekanan darah dan kendali jarak jauh pada pasien dengan elektrolik implan seperti ICD. Terbukti secara signifikan dalam menurunkan jumlah kunjungan rawat jalan dan aman untuk perawatan konvensional jangka panjang.

5.      Digunakan semua usia

Selain digunakan pada orang dewasa, telekardiologi juga dapat digunakan dalam penanganan anak dengan penyakit jantung. Dokter anak memanfaatkan telekardiologi untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung terkait penanganan jantung anak (McCrossan, B., et al., 2014).

 Bagaimana Mekanisme Pemanfaatan Telekardiologi?

Komponen biometrik yang di ukur dalam pemeriksaan non-invasif telekardiologi ini adalah berat badan (kelebihan cairan), tekanan darah, dan aritmia. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengirimkan data yang relevan dengan segala aspek aktivitas perawatan seperti triase, telekonsultasi, perawatan dirumah, pendidikan kesehatan dan penelitian membutuhkan perawat yang kompeten (Fronczek, A., & Cowen, N., 2019).

EKG dapat menjadi dasar dalam mendiagnosis dan menuntun pasien ke pusat pelayanan utama. Meskipun di kontrol jarak jauh sistem ini dapat mengirimkan gambaran EKG 12 sadapan sesuai kebutuhan (Shelty, R., et al., (2017).Telekardiologi merujuk pada memonitor atau mediagnosisbaik pre-rumah sakit, intra-rumah sakit dan pasca-rumah sakit (Hsieh, J., Li, A., & Yang, C., 2013).

Secara garis besar keuntungan dari penerapan telekardiologi yaitu mempermudah dalam koordinasi, menyediakan informasi yang adekuat, menyediakan konsultasi antar profesi, klien dapat langsung mendiskusikan masalah kesehatan yang dihadapi dan observasi bisa dilakukan dengan menggunakan fax, scan dokumen dan panggilan telepon. Itulah mengapa sistem teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam keberlangsungan suatu pelayanan kesehatan kardiovaskular(Hariyati, R., & Sahar, J., 2012)..

Pemanfaatan telekardiologi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kardiovaskular akan memberikan banyak manfaat bagi petugas kesehatan, klien dan  terutama institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit. Dengan adanya pemanfaatan telekardiologi ini, pandemi covid-19 bukanlah suatu hambatan dalam memberikan pelayanan kardiovaskular yang berkelanjutan dalam memberikanlayanan yang komprehensif dan maksimal.

 

DAFTAR PUSTAKA

Alsaadi, W., Serener, A., (2017). 9th International Conference on Theory and Application of Soft Computing. Elsevier. Diperoleh dari: https://neu.edu.tr/international-conference-on-soft-computing-computing-with-words-and-perceptions-icsccw/?lang=en

Al-Busaidi, A., et al., (2017). Wavelet-based Encoding Scheme for Controlling Size of Compressed ECG Segments in Telecardiology Systems. J Meds Syst. Diperoleh dari: DOI 10.1007/s10916-017-0817-1

Brunetti, N., et al., (2019). 2019 Italian Society of Cardiology Census on telemedicine in cardiovascular disease. Open Heart. Diperoleh dari: http://uindonesia.summon.serialssolutions.com/2.0.0/link?t=1603793751604

Diez, I., et al., (2016). Monitoring and Follow-up of Chronic Heart Failure: a Literature Review of eHealth Applications and Systems. J Med Syst. Diperoleh dari: DOI 10.1007/s10916-016-0537-y

Dubey, et al., (2020). Psychosocial Impact of COVID-19. Elsevier. Diperoleh dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7255207/

Fronczek, A., & Cowen, N., (2019). Leadership Opportunities for Nurses in Telehealth. SAGE journals. Diperoleh dari: https://remote-lib.ui.ac.id:2158/doi/full/10.1177/0894318419864347?utm_source=summon&utm_medium=discovery-provider

Hariyati, R., & Sahar, J., (2012). Perceptions of Nursing Care for cardiovascular Cases, Knowledge on Telehealth and Telecardiology in Indonesia. International Journal of Collaborative Research on internal Medicine & Public Health Vol. 4 no.2. Diperoleh dari: http://uindonesia.summon.serialssolutions.com/2.0.0/link?t=1603793494759

Hsieh, J., Li, A., Yang, C., (2013). Mobile, Cloud, and Big Data Computing: Contributions, Challenges, and New Directions in Telecardiology. Int. J. Environ. Res. Public Health. Diperoleh dari: doi:10.3390/ijerph10116131

McCrossan, B., et al., (2014). Survey of Paediatricians’ Opinions on a Regional Paediatric Telecardiology Service. Journal of Paediatrics and Child Health. Diperoleh dari: doi:10.1111/jpc.12501

P2PTM Kemenkes, (2019). Hari Jantung Sedunia (HJS) 2019. Diperoleh dari: http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-jantung-sehat-sdm-unggul

Satgas Covid-19, (2020). Data Covid-19 di Indonesia. Diperoleh dari: https://covid19.go.id/peta-sebaran

Shelty, R., et al., (2017). Feasibility of Telecardiology Solution to Connect Rural Health Clinics to a Teaching Hospital. Indian Journal of Community Medicine. Diperoleh dari: http://uindonesia.summon.serialssolutions.com/2.0.0/link?t=1603793587785