Natrium dan Kalium : Mineral Penyeimbang Fungsi Jantung

Natrium dan Kalium : Mineral Penyeimbang Fungsi Jantung

 

Penulis: Nur Fikrianti, AMd.Gz

 

Bagi sebagian pasien dengan sakit jantung mungkin pernah mendapat anjuran dari dokter maupun dietisien untuk lebih banyak mengonsumsi buah pisang atau mungkin telur asin? Tapi jangan buru-buru menyimpulkan bahwa saran itu berlaku terus menerus. Dietisien biasanya akan menjelaskan bahwa "privilege" itu hanya untuk sementara waktu saja akibat ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Elektrolit yang dimaksud adalah natrium (sodium) dan kalium (potassium). Normalnya, nilai kalium dalam darah adalah berkisar antara 3.5 - 5.1 mmol/L, sedangkan nilai normal natrium yaitu 136 - 145 mmol/L.

Apabila hasil laboratorium Anda menunjukkan bahwa nilai kalium dalam darah kurang dari normal artinya Anda mengalami kondisi Hipokalemia, saat itulah Anda akan disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak buah pisang. Mengapa? Pisang mengandung kalium lebih banyak dibandingkan buah-buahan lainnya. Kandungan kalium dalam 100 gram buah pisang yaitu 435mg.  Namun makanan dengan kandungan kalium tinggi bukan hanya pada buah pisang. Kentang, alpukat, pepaya dan kacang-kacangan juga memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi. Sedangkan jika nilai Natrium yang kurang dari normal, Anda disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak garam yang dapat berupa telur asin, ekstra garam, maupun ekstra kaldu. Pada keadaan hiponatremia justru dibutuhkan penambahan konsumsi garam untuk sementara karena sumber utama natrium adalah garam dapur. Dalam 1 gram garam terkandung 400mg natrium. Normalnya WHO menyarankan konsumsi garam sebanyak 2400mg natrium atau sekitar 1 sendok teh garam dalam sehari. Pada pasien dengan hipertensi kebutuhan garam hanya dianjurkan setengahnya yaitu 1200mg natrium. Namun pada keadaan hiponatremia, tambahan asupan natrium dibutuhkan jika tidak ada keadaan asites/edema yaitu adanya  penumpukan sejumlah cairan di satu atau beberapa bagian tubuh.

Sebelum mengonsumsinya Anda harus tahu fungsi dari kalium dan natrium serta apa hubungannya dengan kesehatan jantung Anda. Kalium dan Natrium tergolong sebagai mineral makro karena dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 100mg per hari. Natrium dan kalium bersama-sama memegang peran dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Sebagian besar kalium terdapat di dalam sel, sedangkan natrium banyak terdapat di luar sel. Natrium mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium agar tidak keluar dari sel.

Umumnya kekurangan kalium jarang terjadi, namun kebanyakan kalium hilang melalui ginjal akibat pemberian obat-obatan diuretik terutama untuk pengobatan hipertensi dan sakit jantung. Kekurangan kalium dapat menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, konstipasi, jantung akan berdebar dan menurunkan kemampuannya untuk memompa darah. Kekurangan natrium menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Tekanan darah yang normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang sesuai di dalam tubuh. Saat seseorang kehilangan natrium air akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel, sehingga cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah (Sunita Almatsier, 2009).

Kadar natrium yang rendah atau hiponatremi dapat juga terjadi karena defisiensi aldosterone seperti yang terjadi pada insufisiensi adrenal. Pada pasien gangguan jantung insufisiensi adrenal terjadi akibat mekanisme kompensasi yang berlebihan. Adanya gangguan atau kelemahan jantung dalam memompa darah mengakibatkan terjadinya penurunan curah jantung. (Smeltzer & Brenda, 2006).

Konsumsi tambahan makanan yang mengandung kalium dan natrium tinggi sebaiknya cukup diberikan hingga kadar dalam darah kembali normal. Sebab konsumsi makanan tinggi kalium dan natrium secara terus menerus terutamajika disertai dengan adanya gangguan fungsi ginjal beresiko membuat elektrolit kembali tidak seimbang sehingga mengakibatkan hipernatremia dan hiperkalemia yang juga mengganggu fungsi jantung. Meskipun jarang terjadi, kelebihan kalium dapat menyebabkan aritmia jantung, peningkatan konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan henti jantung (Smeltzer &Brenda, 2006).Konsumsi makanan bergizi seimbang dengan memperhatikan variasi bahan makanan sebaiknya diterapkan untuk keseimbangan berbagai fungsi organ dalam tubuh termasuk jantung.

 

Sumber:

Sunita Almatsier. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Smeltzer, S. C., & Brenda, G. B. (2006). Keperawatan Medikal Bedah 2, Edisi 8. Jakarta: EGC.