Mengenal Varises Vena

Mengenal Varises Vena

 

Penulis: dr. Virandra B. Kusmanto

 

Vena adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari bagian tubuh lain untuk kembali ke jantung. Tidak seperti arteri yang memiliki lapisan otot dan jaringan elastis yang tebal untuk terus mengalirkan darah dalam sistem sirkulasi bertekanan tinggi, vena memiliki lapisan yang lebih tipis dan bergantung pada mekanisme katup-katup satu arah yang menjaga aliran darah tetap menuju ke jantung. Katup vena mencegah aliran darah berkebalikan arah dari seharusnya.

Varises vena adalah kondisi dimana vena membesar dan membengkak. Seringkali terlihat sebagai benjolan pembuluh darah berlekuk-lekuk yang berwarna ungu kebiruan. Meskipun kondisi ini banyak ditemukan pada tungkai dan kaki, varises bisa terjadi di banyak tempat, terutama di area dekat ke kulit dimana massa otot lebih sedikit sehingga pengaruh kompresi otot terhadap pembuluh darah lebih kecil. Contoh varises vena di lokasi lainnya adalah varises pada vena esofagus, hemoroid (ambeiyen) yang terjadi pada vena daerah anus, serta varicocele yang terjadi pada testis.

Varises vena adalah salah satu bentuk dari penyakit vena kronis. Kondisi ini cukup umum terjadi, terutama pada perempuan dan usia dewasa antara 40-80 tahun. Sekitar 23% populasi dewasa di Amerika Serikat memiliki kondisi ini. Dari keseluruhan penderita varises vena, sebanyak 6% orang akan mengalami gejala insufisiensi vena kronis.

Pembentukan varises vena terjadi ketika bendungan darah bertekanan tinggi di dalam vena yang disebabkan oleh kelemahan dinding dan kerusakan katup vena. Lama kelamaan, vena yang mengalami tekanan tinggi akan membengkak dan semakin melebar, meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah serta peradangan. Gejala yang dialami oleh pasien varises vena sangat beragam tergantung dari ukuran dan derajat keparahannya. Pada kondisi ringan, varises mungkin tidak akan memberikan efek yang signifikan. Sementara pada kasus lain bisa didapatkan adanya rasa nyeri, panas, ataupun gatal, disertai dengan pembengkakan tungkai yang terasa berat, kram otot, perubahan warna kulit, kulit yang kering, sampai luka ulkus di daerah varises.

Terdapat berbagai faktor yang meningkatkan risiko terjadinya varises vena, yaitu faktor hormonal, pola hidup, kondisi tubuh penderita, dan keturunan genetik. Perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena kadar hormon estrogen yang tinggi. Orang yang jarang beraktivitas, seringkali duduk atau berdiri dalam waktu lama juga memiliki risiko lebih tinggi. Riwayat keluarga dengan kondisi serupa, kelainan bawaan, dan struktur tubuh yang tinggi juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya varises. Selain itu risiko tinggi ditemukan pada perokok, ibu hamil, riwayat melahirkan lebih dari satu kali, obesitas, usia lanjut, dan riwayat thrombosis vena dalam.

Penegakkan diagnosis varises vena dilakukan dengan anamnesis terarah dan pemeriksaan fisik untuk menentukan tipe, lokasi, derajat keparahan, serta mencari tahu kemungkinan penyebab varises. Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut seperti ultrasonografi vena untuk melihat aliran darah balik yang tidak seharusnya, serta mengevaluasi ada tidaknya sumbatan dan kompresi vena terkait. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah CT-scan, MRI, atau venografi invasif, sesuai indikasi.

Penatalaksanaan varises vena bergantung kepada tiap kasus individu. Upaya paling utama dalam mengurangi gejala varises vena adalah dengan perubahan gaya hidup, yaitu menghindari diam terlalu lama dalam posisi duduk atau berdiri, mencoba selalu bergerak tiap 30 menit, olahraga rutin, menjaga berat  badan ideal, berhenti merokok, serta meninggikan posisi kaki dengan ganjalan bantal ketika beristirahat 4 kali per hari selama 30 menit.  Salah satu metode yang dapat dilakukan dari awal adalah dengan terapi kompresi menggunakan compression stocking untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan pembengkakan. Pada kondisi  tertentu yang lebih berat, dapat dilakukan tatalaksana invasif seperti terapi ablasi endotermal lokal, operasi pembedahan, dan terapi invasif vena seperti skleroterapi.

 

 

Referensi

·         Hamdan A. Management of varicose veins and venous insufficiency. JAMA. 2012; 308:2612–2621.

 

·         Piazza, Gregory. Varicose Veins. Circulation. 2014; 130:582-587.