Dada sering berdebar-debar, sesak nafas, dan berkeringat dingin

Dada sering berdebar-debar, sesak nafas, dan berkeringat dingin

Dada sering berdebar-debar, sesak nafas, dan berkeringat dingin, apakah termasuk gejala sakit jantung?

Saat ini, prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia masih cukup tinggi dan terus meningkat, terutama penyakit serangan jantung akut dan gagal jantung. Data dari rumah sakit rujukan nasional Pusat Jantung Nasional Harapan Kita menunjukkan peningkatan jumlah pasien serangan jantung akut 2.103 pada tahun 2008-2009 menjadi 2.442 pada tahun 2016-2017, sedangkan prevalensi gagal jantung usia di bawah 50 tahun yang dirawat inap meningkat dari 11.3% pada tahun 2011 menjadi 27.3% pada tahun 2012. Penyakit jantung dan pembuluh darah ini perlu mendapat perhatian khusus karena masih menjadi salah satu penyebab nomer satu kematian di Indonesia, yaitu sekitar 42,4%  atau 7,4 juta jiwa pada tahun 2013. Data dari rumah sakit rujukan nasional PJNHK menunjukkan tingkat kematian serangan jantung akut mencapai 7.1% pada tahun 2016-2017, sedangkan tingkat kematian gagal jantung mencapai 4.9% pada tahun 2013. Masih tingginya angka kematian tersebut salah satunya disebabkan oleh kesalahan dalam mengenali gejala dini penyakit jantung sehingga menyebabkan keterlambatan dalam evaluasi dan penanganan.

Sakit jantung memang bisa memiliki gejala yang khas, namun bisa juga memiliki gejala yang tidak khas. Gejala sakit jantung yang khas umumnya ditandai dengan nyeri di seluruh dada atau di bagian kiri dada seperti ditekan benda berat yang menjalar ke rahang leher, leher, bahu, lengan, dan ulu hati dan disertai mual, muntah, dan keringat dingin. Sedangkan, gejala yang tidak khas dapat berupa berdebar, sesak nafas, dan keringat dingin. Kesalahan dalam mengenali gejala sakit jantung yang tidak khas tersebut terkadang membuat penderita terlambat dalam mendapat evaluasi dan penanganan.

A. Berdebar

Berdebar memang tidak selalu disebabkan oleh penyakit jantung. Banyak gangguan lain yang menyebabkan keluhan berdebar-debar, misalnya, gangguan psikologis (seperti cemas, stres, atau panik), gangguan hormon (misalnya, peningkatan hormon tiroid), efek samping obat (obat asma), gaya hidup (merokok, alkohol), dan lain-lain. Pada beberapa kasus, berdebar tidak berbahaya. Tetapi, berdebar yang disertai gejala seperti nyeri, dada, sesak, pusing berat, atau penurunan kesadaran, wajib diwaspadai karena hal tersebut dapat menjadi pertanda masalah di jantung.

Berdebar dapat merupakan pertanda adanya gangguan listrik jantung atau non-listrik jantung. Gangguan non-listrik jantung dapat menimbulkan gejala berdebar, misalnya pada penyakit jantung bengkak. Berdebar pada penyakit jantung bengkak merupakan kompensasi dari rendahnya darah yang dipompa oleh jantung. Sementara itu, berdebar yang disebabkan oleh gangguan listrik jantung dapat disebabkan oleh gangguan pada sel pengendali listrik jantung/ saluran listrik di jantung itu sendiri atau bisa juga disebabkan oleh penyakit lain, misalnya penyakit pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), serangan jantung akut, penyakit jantung bengkak, dan penyakit katup jantung yang mempengaruhi kelistrikan jantung. Pada penyakit jantung koroner, kelistrikan jantung terganggu akibat suplai darah ke sel pengendali listrik jantung terganggu, sedangkan pada penyakit jantung bengkak dan penyakit katup jantung, kelistrikan jantung terganggu akibat perubahan struktur kelistrikan jantung.

Jika mengalami gejala berdebar yang dicurigai berhubungan dengan masalah di jantung, disarankan untuk segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat. Hal tersebut dikarenakan berdebar yang beruhubungan dengan masalah jantung memiliki risiko untuk mengalami kematian jantung mendadak. Meskipun demikian, terdapat pula berdebar yang tidak berbahaya, meskipun disebabkan oleh masalah di jantung.

B. Sesak Nafas

Sesak nafas adalah persasan subjektif kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernafas. Terdapat beberapa gangguan organ yang paling sering menyebabkan sesak napas, antara lain paru-paru, jantung, dan lambung. Sesak yang disebabkan oleh lambung biasanya dikarenakan rasa penuh di lambung atau kenaikan asam lambung ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi sesak atau panas di dada. Sementara itu, sesak yang disebabkan oleh organ paru paling sering disebabkan oleh infeksi, asma, atau penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Pasien dengan infeksi paru biasanya disertai gejala demam dan batuk berdahak, sedangkan asma dan PPOK sesak disertai bunyi mengi. Sesak nafas juga merupakan salah satu keluhan tersering penyakit jantung, terutama gagal jantung dan serangan jantung akut. Sesak nafas yang disebabkan oleh gagal jantung, biasanya dicetuskan atau diperberat oleh aktivitas fisik, seperti berjalan atau naik tangga. Selain itu, sesak juga diperberat dengan tidur terlentang tanpa bantal dan lebih baik dengan posisi setengah duduk. Sesak juga biasanya muncul tiba-tiba saat pasien tidur. Pada pasien dengan gagal jantung, keluhan sesak seringkali disertai dengan gejala kaki atau perut bengkak, serta perasaan mudah lelah dan memiliki keterbatasan dalam aktivitas fisik. Sedangkan sesak yang disebabkan oleh serangan jantung akut biasanya disertai nyeri dada khas, mual, muntah, dan keringat dingin.

Sesak napas sedang sampai berat, baik yang disebabkan oleh penyakit jantung dan paru, dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani segera. Oleh karena itu, jika Anda mengalami sesak napas sedang sampai berat, sebaiknya segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

C. Keringat Dingin

Keringat dingin sendiri bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan gejala penyerta dari kondisi tertentu yang mendasarinya. Keringat dingin terutama muncul di kaki, telapak tangan, bawah lengan, dan ketiak. Keringat dingin yang menyertai keluhan nyeri dada khas atau sesak nafas mengindikasikan adanya serangan jantung akut. Nyeri dada khas yang disebabkan oleh serangan jantung akut biasanya terasa di seluruh dada atau di bagian kiri dada (tidak terlokalisir di titik tertentu) yang bersifat berat seperti ditekan benda berat, diremas-remas, terbakar, atau ditusuk-tusuk. Biasanya disertai sesak, mual, dan muntah. Nyeri dada biasanya juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung, lengan kiri, atau ulu hati. Nyeri dada biasanya dipicu oleh aktivitas fisik, ketidakstabilan emosi, makan atau terpapar udara dingin. Nyeri dada juga dapat muncul tiba-tiba saat istirahat dan berlangsung lebih dari 20 menit. Pada serangan jantung akut, biasanya keringat yang keluar cukup banyak sehingga membasahi baju.

Namun, tidak semua keringat dingin disebabkan oleh penyakit jantung. Penyebab keringat dingin lainnya, antara lain gangguan psikologis (seperti serangan panik, stres, atau cemas), gangguan hormon (misalnya gangguan hormon tiroid, hiperhidrosis), gangguan metabolisme (gula darah yang rendah), pengaruh obat-obatan, dan lain-lain.

Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya Anda segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.