“Berjuang Hingga Akhir dan Menjadi Lebih Baik”

“Berjuang Hingga Akhir dan Menjadi Lebih Baik”

“Berjuang Hingga Akhir dan Menjadi Lebih Baik”

Penerapan Prone Position dan Harapan Untuk Ruang Isolasi Covid-19 PJNHK

Oleh: Ns. Osty Histry Kapahang, S.Kep.

Perjuangan melawan covid-19 masih belum berakhir. Tim 11 yang mulai bertugas diruang isolasi covid-19 Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK), sejak tanggal 01 November 2020 terdiri dari perawat-perawat kompeten dan berdedikasi tinggi. Tim yang dibentuk dari berbagai ruangan dan instalasi berbeda ini, disambut dengan para pasien yang unik dan menantang, karena banyaknya pasien yang memiliki kondisi yang kurang baik dan hemodinamik yang berudah-ubah.

Terbukti selama pelayanan tim 11 pada beberapa giliran/shift kerja terdapat kegawatan pasien, sehingga membuat tim yang seharusnya menyelesaikan tugas di giliran tersebut harus tetap bertahan dan berlanjut ke giliran kerja selanjutnya demi mengusahakan yang terbaik bagi para pasien yang mengalami kegawatan.

Tidak pernah mengeluh dan senantiasa memberikan masukan demi perubahan kearah yang lebih baik lagi dalam memberikan asuhan yang komprehensif dan bermutu. Selalu mengutamakan pasien dan tentunya keamanan tenaga kesehatan serta pelayanan berkelanjutan dan terkini sesuai dengan perkembangan kasus pandemi covid-19 di Indonesia juga dunia.

“Efektivitas dalam pemberian asuhan pasien harus ditunjang dengan ketersediaan peralatan dan tim yang terlatih serta kontinyu, sehingga memunculkan motivasi dalam diri untuk dapat memberikan yang terbaik karena memiliki rasa memiliki terhadap ruangan isolasi (Ns. Vina -  ICU Dewasa)”.

Ditunjang oleh tim dan peralatan yang memadai, penanganan terbaik tetap harus dikembangkan. Salah satu intervensi dalam penanganan pasien terkonfirmasi positif covid-19 adalah prone position. Ini merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen pada pasien diruang intesif. Pertama kali ditemukan pada tahun 1976 oleh Mellins, yang dilakukan pada anak-anak dengan Fibrosis Cystic. Saat ini, tehnik prone position dilakukan pada klien dengan Acute Respiratory Distress syndrome/ARDS (Daniel, et al., 2020).

Kebutuhan akan perawatan intensif khusus pada pasien dengan gagal nafas yang terkonfirmasi positif covid-19 memberikan tantangan yang luar biasa bagi sistem pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Hasil penelitian menunjukkan prone position sangat cocok dan efektif dalam memperbaiki kadar oksigenasi dengan cepat pada pasien dengan pneumonia dan covid-19. Adapun komplikasi utama dari covid-19 yaitu ARDS yang terjadi pada 20 - 41% kasus pasien (Cappo, A., et al., 2020).

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengaturan posisi ini adalah meningkatkan ventilasi dan perfusi, optimalisasi mekanisme pengembangan dinding dada dan peningkatan drainase trakeobronkial. Setelah dilakukan prone position ini, secara klinis pasien menunjukkan peningkatan status respirasi dan kadar saturasi oksigen (Neville, M., Vanzillotta, P., & Quintao, V., 2020). Penerapan prone position pada pasien yang terintubasi dilakukan pergantian posisi setiap 2 jam dan dilakukan oleh minimal 3 sampai dengan 5 orang agar dapat memberikan posisi yang benar, mencegah luka tekan dan deformitas sendi (Ghelichkani, P., & Esmaeli, M., 2020).

Apakah prone position hanya digunakan pada pasien diruangan intensif saja?

Prone position dapat digunakan pada klien yang belum terintubasi. Hasil penelitian Cappo, A., et al (2020), tehnik ini sangat berguna dalam memperbaiki parameter gas darah jangka pendek dan dengan ketidaknyamanan yang minimal setidaknya selama 1 jam. Peningkatan status oksigenasi menjadi >95% dan penurunan kejadian intubasi sehingga mampu meningkatkan angka kelangsungan hidup (Thompson, A. et al., 2020).

Adapun keuntungan lain dari prone position pada pasien yang sadar yaitu tidak memerlukan obat atau perlengkapan baru, tidak ada fasilitas oksigen tambahan, dapat dilakukan di ruangan biasa, dan tidak memerlukan pengawasan intensif sehingga sumber daya tambahan tidak diperlukan (Purvis, P., & Francis, O., 2020).

Hanya dengan “berbaring santai bak di pantai” dan tanpa membutuhkan fasilitas baru, akan mampu meningkatkan kadar oksigen pada pasien covid-19 merupakan satu hal yang sangat efektif di terapkan dalam asuhan pasien di ruang isolasi covid-19 PJNHK. Hal ini dapat terwujud dan dilaksanakan dengan baik berkat kerjasama dan komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan yang dalam hal ini adalah dokter dan perawat yang bertugas.

“Sangat berkesan! keluar dari zona nyaman dan bertemu dengan teman-teman dari berbagai unit lain, sehingga bisa saling berbagi ilmu dan keterampilan. Meningkatkan komunikasi adalah kunci dalam asuhan di ruang isolasi covid-19, baik komunikasi dengan sesama tenaga kesehatan, pasien dan keluarga pasien agar tidak terjadi salah paham (Ns. Intan - IW Medikal).”

Kondisi yang cepat memburuk pada pasien terkonfirmasi covid-19 dengan masalah jantung membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Berbagai upaya maksimal dilakukan dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lain di ruang isolasi covid-19 PJNHK agar mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan perawatan agar para pasien memperoleh kesembuhan.

“Semua lini di rumah sakit mesti saling bekerjasama dan ikut andil dalam pengambilan keputusan. Situasi yang berubah-ubah membuat semua pihak harus saling mendukung serta tidak menyalahkan, namun memberi masukan terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki seperti roda yang berputar dan menyokong agar pelayanan berjalan dengan sempurna (Budiyanto - ICVCU)”.

Dengan segala usaha dan doa yang terus menerus, tim medis di ruang isolasi covid-19 PJNHK senantiasa memberikan yang terbaik bagi para pasien yang di tangani. Berbagai macam perbaikan dan inovasi diberikan agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan lebih baik lagi.

Tetaplah berjuang hingga pandemi ini dapat berakhir. Selalu memberikan yang terbaik, karena usaha yang terbaik, pasti memberi hasil yang memuaskan!

Proud to be a part of team 11

 

 

Referensi

Neville, M., Vanzillotta, P., & Quintao, V., (2020). Prone Positioning in Management of COVID-19 Hospitalized Patients. Elsevier. Diperoleh dari: https://doi.org/10.1016/j.bjane.2020.04.025

Cappo, A., et al., (2020). Feasibility and Physiological Effects of Prone  Positioning in Non-Intubated Patients with Acute Respiratory Failure Due to COVID-19 (PRON-COVID): A Prospective Cohort Study. Elsevier. Diperoleh dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7304963/

Daniel, et al., (2020). Prone Positions in Non_intubated Patients with COVID-19, a Useful Manuver to Avoid Mechanical Ventilation: A Literature Review. Journal of Advences in Medicine and Medical Reerach. Diperoleh dari: DOI:10.9734/JAMMR/2020/v32i230538

Thompson, A., et al., (2020). Prone Positioning in Awake, Nonintubated Patients with Covid-19 DHypoxemic Respiratory Failure. Jama International Medicine. Diperoleh dari: https://jamanetwork.com/on09/15/2020

Ghelichkani, P., & Esmaeli, M., (2020). Prone Position in Management of COVID-19 Patients; a Commentary. Open Access, Archives of Academic Emergency Medicine. Diperoleh dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7158870/

Purvis, P., & Francis, O., (2020). Prone Position Ventilation in Non-intubated, Spontaneously ventilating Patients: New Guidanec From The Intenxive Care Society (UK) and Existing Evidance. Journal of The Intensive Care Society. Diperoleh dari: doi: 10.1177/1751143720930604journals.sagepud.com/home/jics