ASD (Defek Septum Atrial)

ASD (Defek Septum Atrial)

Oleh : Yudha Krisnadia, S.Kep. Ns., M.M.

Anda pasti pernah mendengar kata ASD bukan? Baik dari sesama pengunjung atau bahkan dokter anak sendiri yang menyampaikan kata tersebut. Sejauh mana pemahaman anda tentang ASD dan bagaimana alur persiapan operasinya, sudahkah anda pahami? Intip sedikit materi dibawah.

 

Atrial Septal Defect (ASD) merupakan defek kongenital yang berupa lubang pada sekat intra septum. Lubang ini mengakibatkan aliran darah intra cardiac tidak normal. ASD hampir selalu ada pada bayi baru lahir, dan dokter tidak akan melakukan penanganan segera untuk menutup lubang ini, dikarenakan umumnya akan menutup dengan sendirinya, seiring perkembangan. Akan tetapi, ASD menjadi masalah ketika: diameter lubang besar, dan terjadi aliran Left to Right Shunt atau Right to Left Shunt pada echo, sehingga menimbulkan keluhan seperti kesulitan saat menyusui, perlambatan fase tumbuh kembang, atau menimbulkan keluhan sianosis.

 

Pada manusia dengan kondisi normal, sisi kiri jantung memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sisi kanan jantung. Dengan adanya lubang pada sekat atrium, konsep aliran darah tersebut menjadi berubah. Left to Right Shunt berarti terdapat aliran dari atrium kiri ke atrium kanan. Hal ini membuat atrium kanan memiliki volume darah yang lebih banyak, sehingga aliran darah menuju paru-paru juga meningkat, memicu terjadinya hipertensi pulmonal, stroke dan gagal jantung.

Dikatakan Eisenmenger syndrome jika Right to Left Shunt, sehingga membuat darah yang teroksigenasi bercampur dengan yang belum teroksigenasi. Darah kemudian masuk ke aorta dengan konsentrasi oksigen dibawah 100% dan menimbulkan gejala sianosis secara permanen.

 

                                                                                                                             

ASD dibagi 3 yaitu Ostium Sekundum (bagian tengah atrial septum), Ostium  Primum (bawah atrial septum), Sinus venosus (dekat superior vena cava pada atrium kanan).

Sistem sirkulasi jantung manusia terbagi 2, yaitu sisi kanan dan kiri. Sisi kanan bertugas mengalirkan darah yang minim oksigen dari seluruh tubuh ke paru-paru. Sementara itu, sisi kiri bertugas mengalirkan darah yang telah mengandung oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pagal jantung merupakan dampak hipervolume pada sisi kanan jantung, sehingga pompa jantung menjadi lebih berat dan jantung kolaps. Jangka panjangnya adalah otot ventrikel kanan akan membesar karena menyesuaikan diri.   

Paru-paru juga menerima imbas hipervolume jantung kanan. Hipertensi pulmonal menyebabkan resiko infeksi paru meningkat, karena tekanan yang tinggi dapat menyebabkan paru-paru yang seharusnya dalam kondisi kering akan menjadi lembab karena cairan merembes ke alveoli. Pada kehamilan, paru-paru belum berfungsi, dikarenakan janin mendapatkan oksigen dari plasenta. Foramen Ovale, adalah sekat normal intra septum janin, yang bertugas menyeimbangkan tekanan jantung sisi kanan dan kiri.  Segera setelah janin lahir, seharusnya foramen ovale menutup. Jika foramen ovale tersisa saat janin keluar dari rahim dan paru-paru telah berfungsi, maka rongga itu disebut PFO (Persistent Foramen Ovale).

 

Diameter PFO yang terlalu besar juga dapat memberikan gambaran klinis yang serupa dengan ASD.

Seorang anak dinyatakan ASD jika memiliki 5 tanda yaitu:

H: heart failure & hypertension. Mudah lelah, kesulitan bernafas, intoleransi terhadap aktivitas, terdengar bunyi bergelembung dari pangkal paru-paru saat pemeriksaan fisik, edema (penimbunan cairan pada ruang antar sel) yang tampak pada rongga perut atau kaki.

O: often experience of lungs infection. Infeksi paru meningkatkan resiko terjadinya infeksi sistemik.

L: low growth rate.  Fase tumbuh kembang menjadi terhambat.

E: extra heart sound. Mid sistolic murmur, suara jantung extra.

S: stroke. Darah residu pompa jantung kanan akan membuat bekuan (jika menuju ke otak-stroke).

 

Intervensi Keperawatan dan Tindakan Medis

Dalam pengawasan medis, berikut beberapa tindakan yang akan dilakukan,

1.  Koreksi nutrisi. Jika kesulitan makan, dokter akan memberikan parenteral nutrisi atau infus.

2. Kaji irama jantung dan status pernafasan. Adanya cairan pada paru, membuat tubuh mengkompensasi dengan  batuk, frekuensi denyut jantung dan nafas akan meningkat. Monitoring perubahan irama jantung, pemberian terapi oksigen serta evaluasi gambaran thorax dan echo.

3.  Monitoring laboratorium, mengevaluasi nilai marker infeksi sebagai panduan pemberian terapi.

4.  Dokter mungkin menyarankan tindakan kateterisasi jantung untuk menutup ASD.

 

Persiapan Operasi Penutupan ASD.

Jika diameter ASD terlalu besar maka dokter akan mempersiapkan penutupan dengan operasi. Pasien diminta masuk RS, melalui rujukan RSUD/ Klinik. Kontrol ke cardiologist, adalah hal pertama yang dilakukan. Pasien akan dilakukan serangkaian pemeriksaan, seperti EKG, ECHO, dan lab. 

 

Pusat Jantung Nasional Harapan Kita melakukan penutupan ASD melalui prosedur operasi ataupun non operasi. Lamanya persiapan adalah sekitar 1 minggu. Dan pasien diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan rapid dan swab tenggorok  (screening covid-19). Waktu persiapan mungkin memanjang, tergantung kondisi anak sebelum operasi. Diharapkan, saat operasi tidak ada lagi penyulit yang memperpanjang proses penyembuhannya

 

 

Referensi :

Media, Alila Medical. “Atrial Septal Defect (ASD), Animation”. Feb 22th, 2016.